Renang
Berenang adalah kegiatan favorit Fay. Kalau diajak ke kolam renang, senangnya bukan main, meski susah diajari untuk mengepakkan kaki atau tangannya. Padahal, dokter sangat menyarankan belajar renang sebagai salah satu kegiatan terapi, khususnya koordinasi antara tangan dan kaki. Tapi, tak apa. Yang penting, senang bermain-main dengan air dulu tanpa rasa takut.
Rasa takut? Justru itu yang bikin saya ngeri. Fay malah tak kenal takut. Kalau liat kolam renang, maunya langsung nyebur saja, tanpa peduli dalam atau tidak baginya. Mungkin dia belum mengerti. Sepasang pelampung kecil yang melingkari kedua lengan Fay, tampaknya cukup aman untuk membuatnya tetap mengambang. Selama di air, Fay tak henti-hentinya ketawa-ketawa sambil menyerocos dengan kata-kata yang kedengarannya ditiru dari bahasa iklan televisi.
Ngomong-ngomong soal aktivitas fisik, Fay memang seperti tak kenal lelah. Setiap saat, setiap ada kesempatan, Fay selalu ingin berlari dan berlari. Kamilah yang kerepotan karena harus selalu mengejar-ngejarnya. Di sekolah, berlari. Di sekitar rumah, berlari. Bahkan sebelum tidur pun, harus loncat-loncat dulu di kasur, sampai sekujur badan keringatan. Baju pun harus diganti baru.
Melihat tayangan "Buka Mata" (7 Juli lalu) di TransTV tentang panjat tebing bagi anak-anak, saya tertarik juga untuk memasukkan Fay dalam kegiatan itu. Soalnya, di rumah pun, tak ada benda yang tak dipanjat. Mulai dari meja makan sampai lemari pakaian yang cukup tinggi. Tak ada benda yang tak bisa dijangkau, karena dia bisa menggunakan alat bantu kursi atau meja untuk meraihnya. Orang Betawi bilang, energi Fay gak ada matinye. Ibu dan ayahnyalah yang kerepotan dan kecapean dibuatnya. :)
Rasa takut? Justru itu yang bikin saya ngeri. Fay malah tak kenal takut. Kalau liat kolam renang, maunya langsung nyebur saja, tanpa peduli dalam atau tidak baginya. Mungkin dia belum mengerti. Sepasang pelampung kecil yang melingkari kedua lengan Fay, tampaknya cukup aman untuk membuatnya tetap mengambang. Selama di air, Fay tak henti-hentinya ketawa-ketawa sambil menyerocos dengan kata-kata yang kedengarannya ditiru dari bahasa iklan televisi.
Ngomong-ngomong soal aktivitas fisik, Fay memang seperti tak kenal lelah. Setiap saat, setiap ada kesempatan, Fay selalu ingin berlari dan berlari. Kamilah yang kerepotan karena harus selalu mengejar-ngejarnya. Di sekolah, berlari. Di sekitar rumah, berlari. Bahkan sebelum tidur pun, harus loncat-loncat dulu di kasur, sampai sekujur badan keringatan. Baju pun harus diganti baru.
Melihat tayangan "Buka Mata" (7 Juli lalu) di TransTV tentang panjat tebing bagi anak-anak, saya tertarik juga untuk memasukkan Fay dalam kegiatan itu. Soalnya, di rumah pun, tak ada benda yang tak dipanjat. Mulai dari meja makan sampai lemari pakaian yang cukup tinggi. Tak ada benda yang tak bisa dijangkau, karena dia bisa menggunakan alat bantu kursi atau meja untuk meraihnya. Orang Betawi bilang, energi Fay gak ada matinye. Ibu dan ayahnyalah yang kerepotan dan kecapean dibuatnya. :)
0 Comments:
Post a Comment
<< Home