Menu
Soal makan, Fay tidak susah, asalkan menunya cocok. Yang susah, mencari menu yang cocok bagi dia. Sebab dia cepat sekali berubah kesukaan. Misalnya, pagi diberi sayur sop, mau. Siang diberi sop lagi, mau. Tapi sore atau malam, belum tentu dia mau. Harus dicari lagi menu yang lain.
Kalau makan, Fay masih disuapi. Sebenarnya dia sudah bisa makan sendiri, meski megang sendoknya belum benar. Tapi bakalan heboh, sebab nasi bisa berceceran ke mana-mana. Lucunya, kalau makan pakai sendok, tangan kiri turut bekerja. Sendok di tangan kanan, tangan kiri memungut nasi/lauknya, lalu ditaruh di sendok. Baru...ammm!
Menu favorit Fay, seputar sayur sop, soto, ikan (laut/empang) yang digoreng kering, perkedel jagung/kentang (tapi sekarang tidak boleh pake telor, sebab menurut tes darah, ternyata dia alergi berat telor), otak-otak, goreng ayam, termasuk pecel lele. Semuanya tidak pedas, karena kalau tidak, lebih banyak minumnya ketimbang makannya. Atau makannya mogok sama sekali. Dan pakai...kecap nomor 1 (emangnya ada yang nomor dua?). :D
Kalau makan, Fay masih disuapi. Sebenarnya dia sudah bisa makan sendiri, meski megang sendoknya belum benar. Tapi bakalan heboh, sebab nasi bisa berceceran ke mana-mana. Lucunya, kalau makan pakai sendok, tangan kiri turut bekerja. Sendok di tangan kanan, tangan kiri memungut nasi/lauknya, lalu ditaruh di sendok. Baru...ammm!
Menu favorit Fay, seputar sayur sop, soto, ikan (laut/empang) yang digoreng kering, perkedel jagung/kentang (tapi sekarang tidak boleh pake telor, sebab menurut tes darah, ternyata dia alergi berat telor), otak-otak, goreng ayam, termasuk pecel lele. Semuanya tidak pedas, karena kalau tidak, lebih banyak minumnya ketimbang makannya. Atau makannya mogok sama sekali. Dan pakai...kecap nomor 1 (emangnya ada yang nomor dua?). :D
0 Comments:
Post a Comment
<< Home