Serba-Beda, Tapi Menyenangkan
Laporan dari sit in Fay di SD Ruhama, nih. :D
Dari pagi, pukul 08.00 sampai 12.00, Fay ikut serta belajar di kelas satu SD Islam Terpadu Ruhama, yang berlokasi di Perumahan Jatijajar, Cimanggis, Depok. Ternyata segalanya serba-berbeda, tapi menyenangkan bagi Fay. Saya melihat sendiri, bagaimana Fay bisa berinteraksi dengan kelas yang dirancang jauh dari kesan "angker" itu.
Mau tau ceritanya?
Di kelas yang diajar Pak Ridwan dan asistennya, Bu Rini, itu ada 20 bangku. Uniknya, bangku itu disusun sedemikian rupa, dirapatkan, sehingga terkumpul di tengah. Di depan belakang-kiri-kanan, ada celah untuk anak-anak bermain. Bermain?
Ya, persisnya di SD itu diterapkan bermain sambil belajar. Atau belajar sambil bermain? Sama aja. Yang jelas, suasana belajar-mengajar, jauh dari kesan "angker" sebagaimana dialami di SD-SD "konvensional".
Tau nggak, celah/gang di sekeliling bangku yang dirapatkan itu bisa dipakai untuk berlari-lari anak². Malah, ada acara naik kursi dan meja segala. Tentu saja disuruh gurunya. Di sekolah biasa? Jangan harap deh. :P Anak-anak juga boleh berkomentar, boleh nyeletuk saat guru menerangkan. Pak Ridwan juga menerangkan dengan gaya anak muda (belakangan diketahui, ternyata umur guru itu "baru" 25 tahun. :)
Tapi Fay, nggak seperti anak² lainnya, tampaknya ketakutan ketika disuruh meloncat dari bangku ke lantai. Padahal, di rumah jauh dari kesan itu. Apa saja bisa dipanjatnya. Akhirnya, Fay turun dengan cara aman: turun sambil duduk. Hehehe.
Setengah jam sebelum pelajaran dimulai, sebenarnya ada acara pagi. Tapi Fay belum diikutsertakan. Ia senang sekali bermain di kelas yang baru dibangun; sebuah bangunan kayu berlantai dua di tengah halaman. Masing-masing lantai ditempati dua kelas. Meski Fay sebagai anak baru, main masuk ke kelas orang, Ibu/Bapak gurunya sama sekali tidak marah. Malah tersenyum. Luar biasa.
Begitu pelajaran dimulai, Pak Ridwan secara terbuka menerangkan pada anak² tentang Fay. "Maaf temen², Fay begini, begini, begini, gitu. Tapi ini rahasia kecil kita. Jangan diberitahukan pada yang lain di luar kelas ini," ujar Pak Ridwan.
Apa pun yang Fay lakukan, tapi ternyata tidak sama dengan anak² lainnya, anak² diminta permaklumannya oleh Pak Guru. Misalnya, Fay ngambil nasi makan siang kebanyakan. Akibatnya, nasinya tidak dihabiskan. Padahal, yang lainnya habis. Pak Guru juga minta permakluman.
Katanya, "ini teman2, maaf Fay ini ngambil kebanyakan, jadi tidak habis. Karena baru pertama kali."
Saat pelajaran matematika, Pak Ridwan ngasih soal tambah-tambahan. Dan surprise-nya, Fay bisa mengerjakan dengan cepat. Jadi, ia boleh bermain, sementara menunggu yang lainnya selesai. Yang mengejutkan lagi, Fay mau diajak main lempar-lemparan bola oleh anak laki-laki. Uniknya, kegiatan itu boleh dilakukan dalam kelas, asal tidak terlalu keras melemparnya.
Tapi pas pelajaran lain, Fay ternyata tidak bisa mengerjakannya. Jadinya, ia melakukan hobinya: menggambar.
Hari itu, ternyata Kepala Sekolah, Pak Tatang berulang tahun. Anak-anak berbondong-bondong mengucapkan selamat. Ternyata, usia pak Kepsek baru 28. Masih muda ya? :D
Ini baru hari pertama. Menurut Bu Leni, minggu depan Fay sit in lagi, dan mulai ikut kegiatan pagi (sebelum pelajaran). Mudah²an Fay semakin bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya.
Dari pagi, pukul 08.00 sampai 12.00, Fay ikut serta belajar di kelas satu SD Islam Terpadu Ruhama, yang berlokasi di Perumahan Jatijajar, Cimanggis, Depok. Ternyata segalanya serba-berbeda, tapi menyenangkan bagi Fay. Saya melihat sendiri, bagaimana Fay bisa berinteraksi dengan kelas yang dirancang jauh dari kesan "angker" itu.
Mau tau ceritanya?
Di kelas yang diajar Pak Ridwan dan asistennya, Bu Rini, itu ada 20 bangku. Uniknya, bangku itu disusun sedemikian rupa, dirapatkan, sehingga terkumpul di tengah. Di depan belakang-kiri-kanan, ada celah untuk anak-anak bermain. Bermain?
Ya, persisnya di SD itu diterapkan bermain sambil belajar. Atau belajar sambil bermain? Sama aja. Yang jelas, suasana belajar-mengajar, jauh dari kesan "angker" sebagaimana dialami di SD-SD "konvensional".
Tau nggak, celah/gang di sekeliling bangku yang dirapatkan itu bisa dipakai untuk berlari-lari anak². Malah, ada acara naik kursi dan meja segala. Tentu saja disuruh gurunya. Di sekolah biasa? Jangan harap deh. :P Anak-anak juga boleh berkomentar, boleh nyeletuk saat guru menerangkan. Pak Ridwan juga menerangkan dengan gaya anak muda (belakangan diketahui, ternyata umur guru itu "baru" 25 tahun. :)
Tapi Fay, nggak seperti anak² lainnya, tampaknya ketakutan ketika disuruh meloncat dari bangku ke lantai. Padahal, di rumah jauh dari kesan itu. Apa saja bisa dipanjatnya. Akhirnya, Fay turun dengan cara aman: turun sambil duduk. Hehehe.
Setengah jam sebelum pelajaran dimulai, sebenarnya ada acara pagi. Tapi Fay belum diikutsertakan. Ia senang sekali bermain di kelas yang baru dibangun; sebuah bangunan kayu berlantai dua di tengah halaman. Masing-masing lantai ditempati dua kelas. Meski Fay sebagai anak baru, main masuk ke kelas orang, Ibu/Bapak gurunya sama sekali tidak marah. Malah tersenyum. Luar biasa.
Begitu pelajaran dimulai, Pak Ridwan secara terbuka menerangkan pada anak² tentang Fay. "Maaf temen², Fay begini, begini, begini, gitu. Tapi ini rahasia kecil kita. Jangan diberitahukan pada yang lain di luar kelas ini," ujar Pak Ridwan.
Apa pun yang Fay lakukan, tapi ternyata tidak sama dengan anak² lainnya, anak² diminta permaklumannya oleh Pak Guru. Misalnya, Fay ngambil nasi makan siang kebanyakan. Akibatnya, nasinya tidak dihabiskan. Padahal, yang lainnya habis. Pak Guru juga minta permakluman.
Katanya, "ini teman2, maaf Fay ini ngambil kebanyakan, jadi tidak habis. Karena baru pertama kali."
Saat pelajaran matematika, Pak Ridwan ngasih soal tambah-tambahan. Dan surprise-nya, Fay bisa mengerjakan dengan cepat. Jadi, ia boleh bermain, sementara menunggu yang lainnya selesai. Yang mengejutkan lagi, Fay mau diajak main lempar-lemparan bola oleh anak laki-laki. Uniknya, kegiatan itu boleh dilakukan dalam kelas, asal tidak terlalu keras melemparnya.
Tapi pas pelajaran lain, Fay ternyata tidak bisa mengerjakannya. Jadinya, ia melakukan hobinya: menggambar.
Hari itu, ternyata Kepala Sekolah, Pak Tatang berulang tahun. Anak-anak berbondong-bondong mengucapkan selamat. Ternyata, usia pak Kepsek baru 28. Masih muda ya? :D
Ini baru hari pertama. Menurut Bu Leni, minggu depan Fay sit in lagi, dan mulai ikut kegiatan pagi (sebelum pelajaran). Mudah²an Fay semakin bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya.
1 Comments:
At 1:09 PM, Lisa said…
Waduh, denger cerita Fay jadi pengen sd lagi nih. Enak banget ya kalo semua sekolah kayak gitu. Jadinya anak jadi gak males sekolah lagi.
Post a Comment
<< Home