Ajari Aku Cinta
"Arjari Aku Cinta" (baca: ajari aku cinta). Begitu tulis Fay suatu pagi di atas kertas bekas undangan Panitia 17 Agustus 2004. Saya sama ayahnya Fay sempat terkagum-kagum. Bukan karena tulisan kapital yang sangat jelas terbaca. Atau "gambar ilustrasi" yang dibikinnya dengan spidol coklat. Tapi sempat bertanya-tanya, apa benar, Fay menuntut untuk diajari oleh kami, orangtuanya?
Ternyata, setelah diingat-ingat, ungkapan "ajari aku cinta" ini adalah judul sebuah sinetron yang dibintangi Renaldo (pemeran "Ada Apa dengan Cinta" versi sinetron). Saya jadi ketawa sendiri. Fay memang paling gampang menyerap program-program televisi, terutama iklan atau program hiburan. Bukan hanya mempengaruhi bahasa tulis, tapi juga bahasa lisannya; penuh ungkapan bahasa iklan. Misalnya, "mencuci lebih banyak!" :P Padahal, kita sudah berupaya mengajari Fay bahasa "normal", bahasa sehari-hari.
Tapi, yang namanya terpaan informasi dari media massa, terutama televisi, sulit kita cegah. Membatasinya, sementara ini, ya menyuruh Fay mematikan sendiri setiap pukul 7 atau 8 malam, untuk berangkat tidur.
Ternyata, setelah diingat-ingat, ungkapan "ajari aku cinta" ini adalah judul sebuah sinetron yang dibintangi Renaldo (pemeran "Ada Apa dengan Cinta" versi sinetron). Saya jadi ketawa sendiri. Fay memang paling gampang menyerap program-program televisi, terutama iklan atau program hiburan. Bukan hanya mempengaruhi bahasa tulis, tapi juga bahasa lisannya; penuh ungkapan bahasa iklan. Misalnya, "mencuci lebih banyak!" :P Padahal, kita sudah berupaya mengajari Fay bahasa "normal", bahasa sehari-hari.
Tapi, yang namanya terpaan informasi dari media massa, terutama televisi, sulit kita cegah. Membatasinya, sementara ini, ya menyuruh Fay mematikan sendiri setiap pukul 7 atau 8 malam, untuk berangkat tidur.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home