Merajuk
Lazimnya, anak-anak merajuk kalau ingin mainan atau makanan kesukaan. Tapi Fay, Ahad kemarin merajuk minta dibelikan buku karangan Torey Hayden. Sewaktu ke Toko Buku Gunung Agung di Plaza Depok, kami melihat koleksi lengkap buku karya pengarang sekaligus terapis Amerika itu. Tanpa disangka, Fay mengambil tiga di antaranya. "Qanita, qanita," katanya, menyebut penerbit buku seharga Rp 40-an ribu itu sebagaimana tertera di cover buku. Ternyata, dua di antara buku itu belum kami miliki (kecuali satu, Fay mungkin nggak ngeh, karena buku itu masih di rumah ibu saya di Pelabuhan Ratu).
Karena kami tak menganggarkan membeli buku bulan ini (untuk menyebut tidak punya uang :P), terpaksa kami tolak permintaannya. Meski saya terus terang ingin sekali melengkapi koleksi buku-buku Hayden. Fay tak kenal penolakan maupun excuse apa pun. Jadi, sepanjang sore itu, Fay terus merajuk minta buku itu.
Ternyata, tadi siang sepulang dari tempat terapi, Fay kembali teringat buku itu. Kali ini, Fay menyebut pengarangnya. "Torey Hayden, Torey Hayden," katanya. Hasilnya tetap sama, tidak saya kabulkan. Sabar ya Fay sampai bulan depan (insya Allah).
Karena kami tak menganggarkan membeli buku bulan ini (untuk menyebut tidak punya uang :P), terpaksa kami tolak permintaannya. Meski saya terus terang ingin sekali melengkapi koleksi buku-buku Hayden. Fay tak kenal penolakan maupun excuse apa pun. Jadi, sepanjang sore itu, Fay terus merajuk minta buku itu.
Ternyata, tadi siang sepulang dari tempat terapi, Fay kembali teringat buku itu. Kali ini, Fay menyebut pengarangnya. "Torey Hayden, Torey Hayden," katanya. Hasilnya tetap sama, tidak saya kabulkan. Sabar ya Fay sampai bulan depan (insya Allah).
0 Comments:
Post a Comment
<< Home