Amazing Fay

Catatan Harian Fairuz Khairunnisa'

Friday, July 22, 2016

"Hulk Girl"

Lebaran tahun lalu (1436H), Ibu dan Fay tidak pulang kampung ke rumah kakek-neneknya Fay di Majalaya, Kabupaten Bandung. Penyebabnya, tahun sebelumnya Fay bikin ulah di Terminal Leuwipanjang Bandung, juga di penitipan motor di Citayam. Fay mogok tak mau pulang, sampai harus dipaksa naik kendaraan untuk pulang.

Pengalaman itu, dan juga tahun-tahun sebelumnya (polanya sama, Fay semangat untuk pulkam, tapi menolak untuk kembali ke rumah setelah libur lebaran usai), cukup membuat kami ortunya trauma membawa Fay pulkam tanpa membawa kendaraan sendiri.
 
Kemudian pada 1436 itu, hanya ayahnya yang pulkam, sedangkan saya dan Fay tetap di rumah Sasakpanjang. 
 
Rupanya hal itu cukup membekas dalam benak Fay. Dan itu kami manfaatkan sepanjang tahun, kalau dia mau merusak atau berbuat yang tidak layak, cukup diancam tidak akan dibawa berlebaran ke Majalaya.
Sayangnya, setelah lebaran usai, seperti lebaran tahun ini, 1437, Fay tak mampu menahan hasrat merusaknya. 
 
Semalam dari kamar Fay terdengar suara-suara aneh. Saat itu sudah dinihari. Ayahnya terbangun, lalu mengecek ke kamarnya. Ternyata, Fay sedang membuang sesuatu melewati jendela kamarnya yang terbuka. 
 
Dan... Baju dan celana trainingnya sudah koyak, bahkan compang camping. Persis seperti Hulk atau tepatnya Hulk Girl alias She-Hulk, karakter fiktif raksasa hijau mutan ciptaan Marvel. Bukan itu saja. Rupanya celana dalamnya pun dirusaknya. 
 
Hmm, harus mikir lagi nih apa yang jadi ancaman atau bujukan untuk menyetop kebiasaan buruknya itu.
Meski telah dipergoki, dengan tenang dia meneruskan merusak pakaian yang dikenakannya, alih-alih tidur karena sudah menjelang subuh.
 
Ibu jadi bingung harus bagaimana. Males nyuruh Fay ganti baju. Soalnya hasrat merusaknya belum tuntas hanya malam itu. Dan benar, malam berikutnya, dia mengulangi perbuatan yang sama; baju dan celananya untuk tidur dirusaknya kembali.
 
Padahal konsekuensi (baca: hukuman) sudah diberikan, yaitu TV dimasukkan (artinya, dia tak bisa menonton K-Pop kesukaannya) dan tablet (tab) untuk dia browsing K-Pop juga dimasukkan ke kamar terkunci.
 
Yang kuharapkan bukanlah “melesat lari”, cukup “berjalan kaki pelan-pelan saja”. Bahkan “setapak demi setapak pun” tak apa, asalkan “berjalan ke arah depan” bukannya “berhenti”. Apalagi sampai “maju selangkah” kemudian “mundur dua langkah”.
 
Selalu “kembali ke titik nol”. Itulah gambaran perkembangan perilaku Fay. Hhh! Luar biasa melelahkannya.


Labels: , ,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home