Amazing Fay

Catatan Harian Fairuz Khairunnisa'

Monday, January 22, 2018

Fay dan e-Money

 Bagaimana Fay bisa tahu tentang kegunaan e-card/e-money (kartu yang bisa digunakan sebagai kartu Indomaret sekaligus e-toll), padahal dia belum pernah diajari? Masih misteri. Begini ceritanya.

Selasa, 16 Januari lalu, Kakek dan Nenek Fay dari Bandung datang menginap. Keesokan harinya, mereka bersiap-siap untuk pulang. Pintu-pintu terbuka, demikian pula pintu gerbang, karena mobil mau keluar. Semua sibuk mempersiapkan kepulangan mereka. Ibu membantu menyiapkan barang-barang yang akan mereka bawa pulang, demikian pula Ayah, yang sedang di kamar mandi mencuci tampolong (apa ya bahasa Indonesianya?). :P

Saat itu, Fay sedang asik sendiri dengan tas anyaman tali kurnya. Mengetahui orang-orang sedang sibuk, dia mengalungkan e-card alias kartu Indomaret ke lehernya. Ibu melarangnya, karena kartu itu milik Ayah, tapi Fay keukeuh, dan Ibu nggak mau ribut-ribut karena di rumah sedang banyak orang, termasuk Uwa-nya Fay. Tiba-tiba dia mengambil salah satu tas anyaman dari bungkus kopi dan lari ke mobil Kakek, lalu memasukkannya.

Aku tak berusaha mencegahnya, karena memang kebiasaannya memaksa memberi oleh-oleh karyanya kepada mereka yang berkunjung ke rumah. Tapi kali ini beda. Beberapa menit kemudian, ada seorang tetangga yang melaporkan kalau Fay lari ke arah lapangan voli.

Aku berusaha mengejarnya. Kulihat Fay sudah jauh. Aku terus berusaha mengikutinya dan tak melepaskan pandangan darinya, meski jaraknya sudah ratusan meter di depan. Tak lama kemudian, Ayah muncul mengejar Fay dengan motornya. Aku pun balik kanan ke rumah, untuk meneruskan melakukan persiapan kepulangan Kakek dan Nenek.

Beberapa puluh menit kemudian, Fay pulang dibonceng Ayah. Fay ternyata lari menuju Indomaret di dekat gerbang komplek, yang berjarak sekitar 500 meter dari rumah. Menurut Ayah, Fay berbelanja, tepatnya memborong barang-barang di Indomaret, tanpa bisa dicegah karena keadaan tidak memungkinkan. Fay secara "kalap" mengambil apa saja yang diminatinya, seperti cokelat, eskrim, sabun mandi, kornet, fetucini, dll, padahal hanya berbekal uang Rp 5 ribu yang diambilnya dari dompet Ibu.

"Fay, uang Fay kan hanya Rp 5 ribu. Tidak cukup," kata Ayah, berusaha menerangkan. Tapi percuma, Fay terus mengambili barang. Ayah hanya bisa mengikuti dan sebisa mungkin mengganti barang yang ukurannya besar dengan yang paling kecil (agar lebih murah). Setelah puas mengambili barang, Fay digiring ke kasir untuk membayar.

Dari balik bajunya, Fay mengeluarkan kartu Indomaret. (Biasanya kartu ini digunakan Ayah untuk naik KRL dan Bus TransJakarta, serta sesekali sebagai kartu tol). Whattt? Dari mana dia tahu kalau belanja di Indomaret bisa memakai kartu Indomaret/e-money, padahal mengenal transaksi sederhana di warung saja dia "belum lulus"?

Kami merasa tak pernah mengajarinya bertransaksi dengan kartu, demikian pula dengan terapisnya. Satu-satunya kemungkinan media Internet, yang sering diaksesnya. Fay, Fay.....

Labels: , ,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home