Ketika Ayah Tak di Rumah
Sabtu kemarin (19 September 2015), Ayah pergi ke Jatinangor-Sumedang untuk bereuni bersama teman-teman kuliahnya. Kemudian Ayah mengunjungi Kakek dan Nenek di Majalaya.
Fay sudah diberitahu tentang rencana perjalanan Ayah, semalam sebelumnya, sekaligus dia diberitahu kalau Ayah akan pulang Senin pagi (padahal rencananya pulang Minggu malam. Untuk "amannya", dibilang Senin pagi, agar tak menunggu-nunggu hingga tidak tidur malam).
Sejak Jumat malam hingga Sabtu pagi, Fay sudah sulit ditangani. Pasalnya, sejak Jumat siang, selagi terapi, Fay merusak jilbab yang dikenakannya, dan juga celana dalamnya, sewaktu di kamar mandi.
Konsekuensinya, Sabtu itu Fay tidak saya izinkan nonton TV (termasuk acara K-Pop kesukaannya). Caranya, pesawat TV kumasukkan ke ruangan terkunci.
Padahal pada Jumatnya, Fay sudah mendapat konsekuensi, akibat perbuatannya merusak barang. Pada Kamis malam, pada jam tidur malam, Fay malah begadang sambil merusak celana panjang yang dikenakannya.
Bukan hanya itu. Sehari sebelumnya (Kamis), Fay mendapat konsekuensi tidak nonton TV selama setengah hari (sampai jam 3 sore), akibat membolongi celana panjangnya yang lain.
Jadi, tiga hari berturut-turut, Fay mendapat hukuman tidak nonton TV. Padahal, satu hari saja mendapat hukuman/konsekuensi, Fay berontaknya luar biasa. Dia memaksa agar TV dikeluarkan, dengan cara menggedor-gedor pintu ruangan tempat menyimpan TV. Dia juga menarik-narik tangan saya sambil histeris.
Kebayang, hari ketiga mendapat konsekuensi yang sama, di saat Ayah tak ada di rumah!
Begitu Ayah berangkat pada Sabtu pagi, Fay mulai berusaha kabur ke luar, dengan berdiam di teras depan, menunggu lengah. Padahal sinar matahari sedang terik-teriknya. Untunglah pintu gerbang depan sekarang sudah bisa digembok. Pagar pun sudah cukup tinggi; tak mudah untuk dipanjat Fay begitu saja.
Ibu berhasil membuat Fay kembali masuk rumah, setelah diiming-iming dengan kripik singkong kesukaannya.
Sehabis makan siang, Ibu lupa mengunci pintu dapur (juga aksesnya ke halaman depan), membuat Fay mudah menerobos ke luar, dan kembali nongkrong di teras. Terpaksa Ibu turut berada di halaman, sambil berkeliling memeriksa tanaman.
Menjelang magrib, Fay secara sukarela mau masuk rumah dan mandi. (Kebetulan kami sedang "berhalangan", jadi tidak sholat).
Malamnya, seperti rutinitas, pukul 8 malam Fay masuk kamarnya setelah sikat gigi, BAB/BAK. Kelihatannya dia bakal langsung tidur, soalnya sejak siang dia tampak mengantuk.
Tapi... apa yang terjadi?
Lewat tengah malam, Fay memanggil-manggil, entah minta apa. (Oya, pintu kamar Fay, demi kebaikan dan keamanannya sendiri, sewaktu tidur dikunci dari luar). Ibu biarkan saja.
Kalau ada Ayah, biasanya Ayah lah yang merespon, kemudian menghampirinya. Permintaannya biasanya hanya ingin tahu sekarang jam berapa (memperlihatkan jam di HP). Atau minta air minum.
Tapi teriakan Fay tak berhenti. Dia terus memanggil-manggil, berkali-kali, secara berkala sepanjang dinihari itu, dan Ibu menulikan telinga.
Terakhir, Ibu lihat jam 02.50 dinihari, dan Fay masih memanggil-manggil. Sejak itu, terdengar dia turun dari ranjang dan berlari-lari di kamar, juga menggedor-gedor pintu.
Ibu berdoa agar tetangga di kanan-kiri, juga di belakang rumah, tidak terganggu oleh keributan yang dibuat Fay. Tapi gedoran semakin keras, dan Ibu mulai khawatir pintu akan jebol.
Begitu azan subuh berkumandang, Ibu buka pintu kamarnya. Tadinya dikira Fay akan langsung mengambil air minum yang selalu tersedia di depan pintu kamarnya. Atau menerobos ke kamar mandi karena ingin BAK. Ternyata tidak!
Dia malah ambil sapu dan mulai menyapu lantai kamar dan ruangan lantai atas, setelah itu mandi.
Setelah mandi, dia meminta alat pel sekalian dengan airnya di ember. (Oya, Fay sudah lama aku ajari menyapu dan mengepel). Rupanya, dia ingin menyapu/mengepel lebih pagi, agar pada Minggu pagi itu, Fay bisa menonton acara kesukaannya di TV; video klip lagu-lagu Korea (K-Pop).
Tinggal aku yang terkantuk-kantuk dan sakit kepala. :(
*Foto: aksi "goyang kipas" Fay saat nonton K-Pop kesukaannya.
Fay sudah diberitahu tentang rencana perjalanan Ayah, semalam sebelumnya, sekaligus dia diberitahu kalau Ayah akan pulang Senin pagi (padahal rencananya pulang Minggu malam. Untuk "amannya", dibilang Senin pagi, agar tak menunggu-nunggu hingga tidak tidur malam).
Sejak Jumat malam hingga Sabtu pagi, Fay sudah sulit ditangani. Pasalnya, sejak Jumat siang, selagi terapi, Fay merusak jilbab yang dikenakannya, dan juga celana dalamnya, sewaktu di kamar mandi.
Konsekuensinya, Sabtu itu Fay tidak saya izinkan nonton TV (termasuk acara K-Pop kesukaannya). Caranya, pesawat TV kumasukkan ke ruangan terkunci.
Padahal pada Jumatnya, Fay sudah mendapat konsekuensi, akibat perbuatannya merusak barang. Pada Kamis malam, pada jam tidur malam, Fay malah begadang sambil merusak celana panjang yang dikenakannya.
Bukan hanya itu. Sehari sebelumnya (Kamis), Fay mendapat konsekuensi tidak nonton TV selama setengah hari (sampai jam 3 sore), akibat membolongi celana panjangnya yang lain.
Jadi, tiga hari berturut-turut, Fay mendapat hukuman tidak nonton TV. Padahal, satu hari saja mendapat hukuman/konsekuensi, Fay berontaknya luar biasa. Dia memaksa agar TV dikeluarkan, dengan cara menggedor-gedor pintu ruangan tempat menyimpan TV. Dia juga menarik-narik tangan saya sambil histeris.
Kebayang, hari ketiga mendapat konsekuensi yang sama, di saat Ayah tak ada di rumah!
Begitu Ayah berangkat pada Sabtu pagi, Fay mulai berusaha kabur ke luar, dengan berdiam di teras depan, menunggu lengah. Padahal sinar matahari sedang terik-teriknya. Untunglah pintu gerbang depan sekarang sudah bisa digembok. Pagar pun sudah cukup tinggi; tak mudah untuk dipanjat Fay begitu saja.
Ibu berhasil membuat Fay kembali masuk rumah, setelah diiming-iming dengan kripik singkong kesukaannya.
Sehabis makan siang, Ibu lupa mengunci pintu dapur (juga aksesnya ke halaman depan), membuat Fay mudah menerobos ke luar, dan kembali nongkrong di teras. Terpaksa Ibu turut berada di halaman, sambil berkeliling memeriksa tanaman.
Menjelang magrib, Fay secara sukarela mau masuk rumah dan mandi. (Kebetulan kami sedang "berhalangan", jadi tidak sholat).
Malamnya, seperti rutinitas, pukul 8 malam Fay masuk kamarnya setelah sikat gigi, BAB/BAK. Kelihatannya dia bakal langsung tidur, soalnya sejak siang dia tampak mengantuk.
Tapi... apa yang terjadi?
Lewat tengah malam, Fay memanggil-manggil, entah minta apa. (Oya, pintu kamar Fay, demi kebaikan dan keamanannya sendiri, sewaktu tidur dikunci dari luar). Ibu biarkan saja.
Kalau ada Ayah, biasanya Ayah lah yang merespon, kemudian menghampirinya. Permintaannya biasanya hanya ingin tahu sekarang jam berapa (memperlihatkan jam di HP). Atau minta air minum.
Tapi teriakan Fay tak berhenti. Dia terus memanggil-manggil, berkali-kali, secara berkala sepanjang dinihari itu, dan Ibu menulikan telinga.
Terakhir, Ibu lihat jam 02.50 dinihari, dan Fay masih memanggil-manggil. Sejak itu, terdengar dia turun dari ranjang dan berlari-lari di kamar, juga menggedor-gedor pintu.
Ibu berdoa agar tetangga di kanan-kiri, juga di belakang rumah, tidak terganggu oleh keributan yang dibuat Fay. Tapi gedoran semakin keras, dan Ibu mulai khawatir pintu akan jebol.
Begitu azan subuh berkumandang, Ibu buka pintu kamarnya. Tadinya dikira Fay akan langsung mengambil air minum yang selalu tersedia di depan pintu kamarnya. Atau menerobos ke kamar mandi karena ingin BAK. Ternyata tidak!
Dia malah ambil sapu dan mulai menyapu lantai kamar dan ruangan lantai atas, setelah itu mandi.
Setelah mandi, dia meminta alat pel sekalian dengan airnya di ember. (Oya, Fay sudah lama aku ajari menyapu dan mengepel). Rupanya, dia ingin menyapu/mengepel lebih pagi, agar pada Minggu pagi itu, Fay bisa menonton acara kesukaannya di TV; video klip lagu-lagu Korea (K-Pop).
Tinggal aku yang terkantuk-kantuk dan sakit kepala. :(
*Foto: aksi "goyang kipas" Fay saat nonton K-Pop kesukaannya.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home