Mogok Pulang
Sudah dua kali Fay mogok pulang dari rumah neneknya (Amih). Minggu lalu dan Ahad kemarin. Dia menolak meninggalkan kamar ketika kami ajak pulang. Bahkan dipaksa sekali pun. Dia teriak-teriak, lalu lari kembali ke kamar, menelungkup di kasur.
Kalau minggu lalu kami berhasil memaksanya menaiki motor (sebab kalau motornya sudah jalan, sudah "aman"), tapi Ahad kemarin, kami akhirnya menyerah. Berbagai cara sudah dicoba, mulai dari es krim, hingga bujukan untuk mampir di mal (yang paling disukainya).
Padahal, Senin ini kan Fay harus sekolah, besok terapi, bahkan ada evaluasi segala. Jumat, Fay juga harus konsultasi ke dokter di RSCM.
Tapi apa boleh buat, kekerasan hatinya mengalahkan kerasnya upaya kami "mengevakuasi" Fay. Setelah berembuk dengan Amih tentang kemungkinan Fay ditinggal di sini selama seminggu (dengan resiko, meninggalkan segala kegiatan di atas), akhirnya saya dan ayahnya Fay pulang berdua.
Sesampainya di rumah, kami menelepon, mengecek ke Penggilingan, barangkali Fay nangis ingin ikut. Ternyata, kata kakeknya (Apih), Fay baik-baik saja. Malah makannya banyak. Sudah mandi pula.
Mungkin, kata Amih, Fay kepengen refreshing. Ayahnya bilang, Fay mungkin jenuh berada di tengah ortunya --yang sering melarang ini-itu. Terus saya bilang, mungkin Fay sudah bosan meng-explore rumah kami yang mungil di Sasak Panjang. Sekarang, mau merambah Penggilingan. :)
Kalau minggu lalu kami berhasil memaksanya menaiki motor (sebab kalau motornya sudah jalan, sudah "aman"), tapi Ahad kemarin, kami akhirnya menyerah. Berbagai cara sudah dicoba, mulai dari es krim, hingga bujukan untuk mampir di mal (yang paling disukainya).
Padahal, Senin ini kan Fay harus sekolah, besok terapi, bahkan ada evaluasi segala. Jumat, Fay juga harus konsultasi ke dokter di RSCM.
Tapi apa boleh buat, kekerasan hatinya mengalahkan kerasnya upaya kami "mengevakuasi" Fay. Setelah berembuk dengan Amih tentang kemungkinan Fay ditinggal di sini selama seminggu (dengan resiko, meninggalkan segala kegiatan di atas), akhirnya saya dan ayahnya Fay pulang berdua.
Sesampainya di rumah, kami menelepon, mengecek ke Penggilingan, barangkali Fay nangis ingin ikut. Ternyata, kata kakeknya (Apih), Fay baik-baik saja. Malah makannya banyak. Sudah mandi pula.
Mungkin, kata Amih, Fay kepengen refreshing. Ayahnya bilang, Fay mungkin jenuh berada di tengah ortunya --yang sering melarang ini-itu. Terus saya bilang, mungkin Fay sudah bosan meng-explore rumah kami yang mungil di Sasak Panjang. Sekarang, mau merambah Penggilingan. :)
0 Comments:
Post a Comment
<< Home