Bolong Segede Bola Tenis
Hari
Sabtu biasanya Ayah libur, jadi Ibu bisa mengerjakan pekerjaan RT
dengan jongjon. Kan ada Ayah yang menemani Fay. Tepatnya sih Fay selalu
berada di dekat Ayah yang mengerjakan pekerjaannya di laptop.
Kali ini, Ayah tak bawa modem. Cuma gantinya, Ayah ada wawancara di Cimanggis, Depok, Jam 08.00. Jadi, Ayah berangkat jam 7-an.
Setelah ayah berangkat, Ibu mengangkat kasur/ranjang pegas dengan posisi berdiri bersandar pada dinding kamar yang terbuat dari batako. Maksudnya, agar kasur yang sudah mulai rusak itu tidak dipakai ajrut-ajrutan oleh Fay. Dan Ibu bisa sibuk di dapur dengan sedikit tenang (sambil sesekali mengecek Fay lagi ngapain).
Setelah mengepel, nyuci, menjemur pakaian, dan masak nasi, Fay masih tenang terkendali. Tapi di tengah-tengah Ibu masak, terdengar suara ngajeblag keras sekali. Lebih keras dari suara saat Fay ajrut-ajrutan.
Ketika Ibu cek ke kamar... ternyata Fay sedang melempar-lemparkan dirinya ke kasur yang bersandar di dinding. Hasilnya... dua lubang menganga di dinding segede bola tenis, akibat hantaman kaki ranjang yang tersandar. Hiks!
Kali ini, Ayah tak bawa modem. Cuma gantinya, Ayah ada wawancara di Cimanggis, Depok, Jam 08.00. Jadi, Ayah berangkat jam 7-an.
Setelah ayah berangkat, Ibu mengangkat kasur/ranjang pegas dengan posisi berdiri bersandar pada dinding kamar yang terbuat dari batako. Maksudnya, agar kasur yang sudah mulai rusak itu tidak dipakai ajrut-ajrutan oleh Fay. Dan Ibu bisa sibuk di dapur dengan sedikit tenang (sambil sesekali mengecek Fay lagi ngapain).
Setelah mengepel, nyuci, menjemur pakaian, dan masak nasi, Fay masih tenang terkendali. Tapi di tengah-tengah Ibu masak, terdengar suara ngajeblag keras sekali. Lebih keras dari suara saat Fay ajrut-ajrutan.
Ketika Ibu cek ke kamar... ternyata Fay sedang melempar-lemparkan dirinya ke kasur yang bersandar di dinding. Hasilnya... dua lubang menganga di dinding segede bola tenis, akibat hantaman kaki ranjang yang tersandar. Hiks!
0 Comments:
Post a Comment
<< Home