Saum Ramadan Fay Tahun Ini
Fay, setibanya di rumah (di bulan Ramadan biasanya sekolah selesai lebih cepat dari jadwal normal), sengaja tidak aku tawari makan dan minum. Makan-minum baru akan diberikan ketika Fay memintanya.
Dari kelas 1 sampai kelas 3, justru Fay beberapa kali saum sampai magrib atau asar. Tapi di kelas 4-kelas 5, Fay tak sekali pun saum sampai magrib atau asar. Begitu sampai rumah, Fay selalu tak tahan haus dan lapar. Fay menolak keras melakukan saum.
Tapi tahun ini, alhamdulillah, Fay boleh dibilang "tamat" saumnya, meski diselingi "insiden-insiden" kecil. Semisal, nyomot risoles yang tergeletak di kursi --entah milik siapa-- di parkiran sekolah. Atau tiba-tiba minum air dari keran.
Ya! Fay memang sama sekali belum mengerti esensi saum wajib sebagai bagian dari Rukun Islam, meski secara fisik dia sudah akil balig. Mungkin dalam pikirannya, ortunya hanya ingin menyiksanya dengan membiarkannya haus dan lapar.
Tapi kami tetap bersikukuh untuk melatih Fay melakukan saum, meski mungkin dia bukan masuk golongan orang yang diwajibkan melakukan saum Ramadan, karena ketidakpahamannya.
Kami lakukan ini demi Fay juga, agar dia bisa menahan diri di depan publik di bulan Ramadan. Biar dia tidak jadi sasaran olok-olok temannya, karena tidak saum di bulan Ramadan. Mudah-mudahan yang kami lakukan ini benar. Wallahualam.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home