Belum Ngerti
Saya beberapa lama absen lagi mengisi blog ini. Baru saja semalam pulang dari Palabuhan Ratu, menengok ibu saya yang terbaring di rumah sakit, ada kabar duka; beliau meninggal Senin (4/4) pukul 10 pagi, beberapa saat sebelum pulang (karena kesehatannya dianggap sudah membaik oleh dokter). Innalillahi wa innailaihi roji'un. :(
Senin siang itu juga, kami kembali ke kota pinggir Samudera Hindia itu. Magrib kami, termasuk Fay, sampai di sana. Ternyata, Fay belum mengerti apa yang terjadi. Meski jenasah neneknya terbaring di rumah nenek saya di Palabuhan Ratu, Fay sama sekali tidak mengerti. Bahkan dia merengek-rengek ingin berada di dalam mobil, ketimbang di rumah yang dipenuhi sanak saudara itu. Mungkin dia gelisah melihat suasana duka, banyak orang menangis. Sewaktu saya menangis di pelukan salah seorang bibi, Fay menarik-narik lengan saya.
Tapi, sewaktu saya masih di rumah, dan menangis waktu mendengar kabar duka itu dari ayahnya Fay yang menelepon dari kantor, Fay mengusap air mata di pipi saya. Ia bilang: "minum, minum," seraya mengambilkan saya air minum.
Setelah tiba kembali di Jakarta (kami sementara menunggui kakeknya Fay hingga akhir pekan ini), Fay sepertinya mengerti bahwa neneknya sudah tidak ada. Jadi, kalau minta sesuatu, misalnya minta diantar jajan, ia mencari orang yang ada, seperti ayahnya atau omnya. Tapi, kalau ditanya: "Amih (sebutan buat neneknya) ke mana?" Fay diam saja tak menjawab.
Senin siang itu juga, kami kembali ke kota pinggir Samudera Hindia itu. Magrib kami, termasuk Fay, sampai di sana. Ternyata, Fay belum mengerti apa yang terjadi. Meski jenasah neneknya terbaring di rumah nenek saya di Palabuhan Ratu, Fay sama sekali tidak mengerti. Bahkan dia merengek-rengek ingin berada di dalam mobil, ketimbang di rumah yang dipenuhi sanak saudara itu. Mungkin dia gelisah melihat suasana duka, banyak orang menangis. Sewaktu saya menangis di pelukan salah seorang bibi, Fay menarik-narik lengan saya.
Tapi, sewaktu saya masih di rumah, dan menangis waktu mendengar kabar duka itu dari ayahnya Fay yang menelepon dari kantor, Fay mengusap air mata di pipi saya. Ia bilang: "minum, minum," seraya mengambilkan saya air minum.
Setelah tiba kembali di Jakarta (kami sementara menunggui kakeknya Fay hingga akhir pekan ini), Fay sepertinya mengerti bahwa neneknya sudah tidak ada. Jadi, kalau minta sesuatu, misalnya minta diantar jajan, ia mencari orang yang ada, seperti ayahnya atau omnya. Tapi, kalau ditanya: "Amih (sebutan buat neneknya) ke mana?" Fay diam saja tak menjawab.
4 Comments:
At 4:07 AM, Melly said…
Turut beduka cita atas meninggalnya nenek Fay. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan yah...
At 10:54 AM, Fay said…
terima kasih atas dukungannya allice & fam. :)
At 12:30 PM, Lisa said…
Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun,
Turut berduka cita atas meninggalnya Amih-nya Fay ya... Semoga selalu sabar..
Maaf nih kita baru mampir lagi...
At 1:26 PM, Fay said…
terima kasih mama nasha. saya juga minta maaf belum blogwalking. :)
Post a Comment
<< Home