Susu Kesukaan Fay
Kemarin Fay bolos sekolah. Masuk pagi, tapi bangun kesiangan. Maklum, jam tiga kurang (dinihari), Fay sudah bangun dan bugar. Ia lalu berolahraga (maksudnya, loncat-loncat di kasur). Tentu saja mengganggu kami yang lagi tidur. Disuruh tidur lagi, susahnya minta ampun. Akhirnya, baru tidur lagi menjelang subuh. Tentu saja, bangun pagi jadi susah. Hampir jam delapan dia baru bangun. Padahal sekolah jam setengah delapan.
Menjelang ayahnya pergi ke kantor, Fay minta diajak sedikit jalan-jalan dengan motor, berdua dengan ayahnya. Ternyata, di jalan Fay minta dibelikan susu kemasan (yang ada rasa strawberry, coklat dan mocca) dari tukang susu yang pakai becak.
Ayahnya lalu memberikan dua cup, rasa coklat (pilihan Fay) dan mocca (buat saya). Sesampainya di rumah, ayahnya pamitan, susu dibawa Fay masuk ke rumah. Setelah ayahnya pergi, saya perlu meneruskan pekerjaan tertunda: mengubah lay-out ranjang dan rak di kamar tidur. Tinggal pekerjaan mengepel lantai di bekas kolong tempat tidur --yang kini bergeser dari posisi awal.
Selesai beres-beres, saya perlu beristirahat sejenak, lalu teringat susu yang dibelikan ayah. Ternyata... apa yang terjadi? Susu itu dua-duanya sudah habis diminum Fay. Fay sendiri cuek, innocent (seperti biasa). Susu itu memang kesukaan Fay. Ya, sutra(sudah)-lah, gpp. Yang penting diminum, bukan dibuangnya. Jadi tidak mubazir. Akhirnya, sambil ketawa-ketawa, saya menceritakannya pada ayah lewat telepon. Fay, Fay. :)
Menjelang ayahnya pergi ke kantor, Fay minta diajak sedikit jalan-jalan dengan motor, berdua dengan ayahnya. Ternyata, di jalan Fay minta dibelikan susu kemasan (yang ada rasa strawberry, coklat dan mocca) dari tukang susu yang pakai becak.
Ayahnya lalu memberikan dua cup, rasa coklat (pilihan Fay) dan mocca (buat saya). Sesampainya di rumah, ayahnya pamitan, susu dibawa Fay masuk ke rumah. Setelah ayahnya pergi, saya perlu meneruskan pekerjaan tertunda: mengubah lay-out ranjang dan rak di kamar tidur. Tinggal pekerjaan mengepel lantai di bekas kolong tempat tidur --yang kini bergeser dari posisi awal.
Selesai beres-beres, saya perlu beristirahat sejenak, lalu teringat susu yang dibelikan ayah. Ternyata... apa yang terjadi? Susu itu dua-duanya sudah habis diminum Fay. Fay sendiri cuek, innocent (seperti biasa). Susu itu memang kesukaan Fay. Ya, sutra(sudah)-lah, gpp. Yang penting diminum, bukan dibuangnya. Jadi tidak mubazir. Akhirnya, sambil ketawa-ketawa, saya menceritakannya pada ayah lewat telepon. Fay, Fay. :)
2 Comments:
At 8:57 PM, Anonymous said…
wahhh... Fay nakal yah..hihihi jatah mamanya diembat juga..kekekekek ^_^
tapi nggak papa lah... yang penting sehat!
Mas Tian, Mbak Erfin dan Fay...met wiken ya... ada acara ke mana nih?
At 1:52 PM, Lisa said…
Fay, kok suunya mama diminum juga... hehehe. Bandel ya Fay... Heeheehe.
Post a Comment
<< Home