Ditinggal Ibu
Fay sehari-hari selalu bersama ibunya. Saat libur Waisak, Selasa (24/5), saya kebetulan ikut pelatihan mendongeng di pendopo Bale Desa Sasak Panjang, yang diasuh seorang sarjana pendidikan, dari jam 8 pagi sampai jam 3 sore.
Kalau Fay diajak, alamat pelatihannya nggak bakalan khusuk, karena Fay pasti tidak tinggal diam, melainkan berlari ke sana ke mari. Kebetulan, ayahnya juga libur kerja, jadi Fay bisa seharian bersama ayahnya di rumah.
Tak banyak hal baru yang didapat dari pelatihan itu, kecuali dikatakan bahwa lama (durasi) mendongeng yang bisa diterima seorang anak sama dengan satu menit kali usia anak itu. Maksudnya, misalnya Fay yang berusia 7 tahun, maksimal didongengi selama 7 menit. Lebih dari itu, si anak pasti bosan. Begitu kata instruktur dongeng itu.
Tiba di rumah sore hari, keadaan sudah rapi. Fay sudah makan siang, rumah sudah disapu dan dipel, dan ternyata... jemuran yang seabrek-abrek sudah disetrikain semuanya oleh ayahnya! Makasih ya Ayah. Cup, muahhh.
Selama saya tinggal, Fay, menurut ayahnya, seperti biasa tak pernah melewatkan kebiasaannya; minta jajan ke warung. Tapi kalau ditugasi menyimpan dan menyusun kembali baju-baju yang sudah disetrika, Fay malah senang. Karena itulah, lebih aman menugasi Fay dengan pakaian dll yang sudah rapi disetrika, ketimbang ditarik-tarik Fay yang memaksa minta jajan. Ooo, pantas. :))
Kalau Fay diajak, alamat pelatihannya nggak bakalan khusuk, karena Fay pasti tidak tinggal diam, melainkan berlari ke sana ke mari. Kebetulan, ayahnya juga libur kerja, jadi Fay bisa seharian bersama ayahnya di rumah.
Tak banyak hal baru yang didapat dari pelatihan itu, kecuali dikatakan bahwa lama (durasi) mendongeng yang bisa diterima seorang anak sama dengan satu menit kali usia anak itu. Maksudnya, misalnya Fay yang berusia 7 tahun, maksimal didongengi selama 7 menit. Lebih dari itu, si anak pasti bosan. Begitu kata instruktur dongeng itu.
Tiba di rumah sore hari, keadaan sudah rapi. Fay sudah makan siang, rumah sudah disapu dan dipel, dan ternyata... jemuran yang seabrek-abrek sudah disetrikain semuanya oleh ayahnya! Makasih ya Ayah. Cup, muahhh.
Selama saya tinggal, Fay, menurut ayahnya, seperti biasa tak pernah melewatkan kebiasaannya; minta jajan ke warung. Tapi kalau ditugasi menyimpan dan menyusun kembali baju-baju yang sudah disetrika, Fay malah senang. Karena itulah, lebih aman menugasi Fay dengan pakaian dll yang sudah rapi disetrika, ketimbang ditarik-tarik Fay yang memaksa minta jajan. Ooo, pantas. :))
1 Comments:
At 4:16 PM, Anonymous said…
waah...ternyata rajin juga ya Fay.. bisa diberdayakan untuk mbantu ngerapiin baju2 doong...
Fay, baju2 nte ti2n juga doong..cucian sejak minggu lalu masih numpuk gitu aja :P huehehueu...
*ini mah nte ti2n-nya aja yg pemalas* hihihihi
Post a Comment
<< Home