Fay Menyetrika
Kemarin,
bertepatan dengan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2011, kami dapat undangan
untuk mengikuti bazar di Kalisari. Makanya, kami langsung mengontak Bu
Diana (guru pendamping Fay di SD) untuk menitipkan Fay di rumahnya. Tapi
mendadak, Bu Yuyun, shadow teacher Fay di SMP, mengabarkan bahwa Fay ada kegiatan mabit (nginap) di Kebon Maen. Datang ke sekolahnya jam 14.00.
Rencananya jadi agak berubah sedikit. Fay tetap dititipkan di rumah Bu Diana, tapi jam setengah duaan ayahnya harus menjemput Fay dan mengantarkannya ke Kebon Maen untuk mengikuti mabit. Nah, hal itu membuatnya merasa kurang puas main di rumah Bu Diana. Memang terakhir kali ke rumah Bu Diana, Fay ingin menginap, tapi kami tak izinkan.
Pagi tadi, seusai mabit, Fay dijemput ayahnya dari Kebon Maen. Ayahnya sengaja menghindari Simpangan Depok, yang belakangan ini macet total karena ada perbaikan jalan. Jadinya, rute pulang diubah ke Bojonggede, melewati Cibinong. Waktu melewati Jalan Cikaret, yang sudah dekat ke rumah Bu Diana, Fay terus-menerus minta ke rumah Bu Diana, tapi ayahnya menolaknya. Meski dibilang, boleh ke sana lagi di lain waktu, Fay terus memaksa.
Setibanya di rumah, Fay rewel sekali menagih main di rumah Bu Diana. Mungkin karena kemarin main di sana cuma setengah hari. Ayahnya yang sedang mengantuk berat karena setelah subuh tadi belum tidur lagi karena harus menjemput Fay, diganggunya terus.
Aku, yang sedang bersiap menyetrika, punya ide untuk menyibukkan Fay dengan menyuruhnya menyetrika. "Fay ayo ke sini, menyetrika!" seruku. Surprise, Fay langsung mau. Dia menyetrika dengan semangat dan rapi sekali. Maklumlah, Fay kan seorang perfeksionis sejati.
Tapi setelah menyetrika dua kaos, dia bertanya: "Bu, ayah ke mana?" Jawabku: "Ayah lagi bobo". Dia meneruskan lagi pekerjaannya. Tapi ketika sedang mengerjakan kaos yang keempat, belum selesai dia langung pergi begitu saja dan tak meneruskan menyetrika. Cape kali dia.
Rencananya jadi agak berubah sedikit. Fay tetap dititipkan di rumah Bu Diana, tapi jam setengah duaan ayahnya harus menjemput Fay dan mengantarkannya ke Kebon Maen untuk mengikuti mabit. Nah, hal itu membuatnya merasa kurang puas main di rumah Bu Diana. Memang terakhir kali ke rumah Bu Diana, Fay ingin menginap, tapi kami tak izinkan.
Pagi tadi, seusai mabit, Fay dijemput ayahnya dari Kebon Maen. Ayahnya sengaja menghindari Simpangan Depok, yang belakangan ini macet total karena ada perbaikan jalan. Jadinya, rute pulang diubah ke Bojonggede, melewati Cibinong. Waktu melewati Jalan Cikaret, yang sudah dekat ke rumah Bu Diana, Fay terus-menerus minta ke rumah Bu Diana, tapi ayahnya menolaknya. Meski dibilang, boleh ke sana lagi di lain waktu, Fay terus memaksa.
Setibanya di rumah, Fay rewel sekali menagih main di rumah Bu Diana. Mungkin karena kemarin main di sana cuma setengah hari. Ayahnya yang sedang mengantuk berat karena setelah subuh tadi belum tidur lagi karena harus menjemput Fay, diganggunya terus.
Aku, yang sedang bersiap menyetrika, punya ide untuk menyibukkan Fay dengan menyuruhnya menyetrika. "Fay ayo ke sini, menyetrika!" seruku. Surprise, Fay langsung mau. Dia menyetrika dengan semangat dan rapi sekali. Maklumlah, Fay kan seorang perfeksionis sejati.
Tapi setelah menyetrika dua kaos, dia bertanya: "Bu, ayah ke mana?" Jawabku: "Ayah lagi bobo". Dia meneruskan lagi pekerjaannya. Tapi ketika sedang mengerjakan kaos yang keempat, belum selesai dia langung pergi begitu saja dan tak meneruskan menyetrika. Cape kali dia.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home