Maaf, apa putri anda mengalami gangguan mental???
Huwaaa,
hiks... hiks.. hiks...Entah perasaan apa yang berkecamuk dalam dadaku
ini: nelangsa, sedih, marah, saat aku membaca replyan pada salah satu tulisan di blogku.
"Emang putrinya umur berapa???
dan kenapa bertindak seperti itu?????/
maaf, apa putri anda mengalami gangguan mental???"
dan kenapa bertindak seperti itu?????/
maaf, apa putri anda mengalami gangguan mental???"
Dian
Onasis, sahabat baruku di MP yang lembut hati dan peka perasaannya itu,
langsung bereaksi. Perasaan kesantunannya rupanya terusik. Dian
menyarankan dengan santun agar orang itu membaca dulu tulisan-tulisan
sebelumnya tentang Fay, biar mengerti latar belakang permasalahannya.
Aku pun memberikan link tulisan yang paling mewakili keadaan Fay.
Tapi apa jawab dia? Ternyata, jawabannya sama sekali di luar dugaanku.
"Maaf
kalau pertanyaan sy menyinggung perasaan, dan tdk ada keharusan bagi sy
untuk membaca cerita2 sebelumnya, karena memang sy tidak tau dan tidak
mengerti, makanya sy bertanya.........
terimakasih untuk jawabannya.......dan sekali lagi maaf kalau tidak berkenan........
May Allah forgive me.................sekali lagi maaf untuk semuanya."
terimakasih untuk jawabannya.......dan sekali lagi maaf kalau tidak berkenan........
May Allah forgive me.................sekali lagi maaf untuk semuanya."
Kalau
seandainya dia benar-benar ingin tahu, seharusnya dia membaca link itu.
Ini malah sama sekali tak mau membacanya. Bahkan, ia sama sekali tak
mengintip link tulisan itu sama sekali.
Sebenarnya, apa sih maunya? Bertanya tapi tidak ingin tahu. Maksudnya, hanya ingin mengata-ngatai saja?
Dia
memang cuma bertanya. Tapi kenapa hatiku serasa diiris sembilu? Dan
hatiku benar-benar terluka. Hatiku berdarah. Dan mengapa air mata ini
tidak berhenti mengalir?
Mungkin orang akan menyalahkanku, mengapa menceritakan keadaan Fay secara terbuka dan bisa diakses siapa saja.
Pertama,
aku menganggap keadaan Fay bukanlah aib, karena itu takdir Allah
semata. Bukan salah siapa-siapa. Tak akan aku berani menyatakan amanah
Allah itu sebagai aib.
Kedua,
aku ingin berbagi dengan para orangtua anak berkebutuhan khusus. Begini
lho, hal-hal yang mungkin terjadi, sehingga mereka siap menghadapinya.
Ketiga,
setiap hari aku mengalami "hantaman" bertubi-tubi. Hampir tanpa jeda,
oleh tingkah polah Fay. Dengan menuliskan pengalamanku ini, aku berharap
bisa meringankan beban sedikit. Aku harus menjaga kewarasanku, agar aku
bisa menjaga Fay dengan kepala tetap jernih. Demi kesehatan mentalku
juga.
Menuliskan dan mempublikasikannya adalah terapi bagi jiwaku.
Tulisan ini sengaja aku set hanya buat kontakku. Please, jangan di-share.
Saya cuma mau melepas unek-unek. Saya tak mau berkonflik, karena akan
menguras energi. Itu melelahkan bagi saya. Energi saya cuma saya
curahkan hanya untuk mengurus dan memikirkan Fay.
2 Comments:
At 10:02 PM, Julie said…
Peluk cinta untuk adinda sekeluarga! Saya sampai ke sini karena terseret simbokreffot. Saya sangat mengerti perasaan dik Efin, semoga Allah saja yang kuasa menjaga adinda sekeluarga.
Saya pun type orang yang sama dengan dik Efin, kalau ada masalah yang bisa saya bagikan dengan orang lain untuk dijadikan pelajaran, saya pun selalu menuliskannya di laman saya. Tidak ada tujuan lain selain membuka mata orang lain bahwa segala sesuatu itu tak ada yang mustahil. Tapi segalanya pun bisa diatasi dengan cara-cara tertentu, misalnya dengan cara yang saya lakukan atau saya lihat dari lingkungan sekitar saya.
Teruskan berbagi ya dik, jangan hiraukan orang yang ngarerepot begitu, dibuang aja malah lebih baik kan?!
At 9:38 AM, Fay said…
terima kasih tak terhingga atas dukungan ceu julie. sangat berarti sekali bagi kami sekeluarga, terutama saya.
Post a Comment
<< Home