Ayah Beli Pembalut
Setiap mendapat haid, aku selalu mencatatnya dalam buku itu. Tak ada maksud apa-apa sih. Iseng aja mungkin.
Catatan itu sempat terhenti di bulan Maret 2001. Waktu itu aku merasa tak sempat menulis hal sepele begitu karena kelelahan mengurus Fay. Tapi mulai dilanjutkan lagi di bulan Juli 2006 sampai sekarang.
Nah, ketika Fay pertama kali mendapat haid, aku langsung mencatatnya. Setiap bulan aku yang mencatat. Fay mana mau dan mengerti...
Bulan lalu, Fay haid tanggal 31 Januari, jadi aku pikir paling cepat seminggu lagi dapat haid, untuk bulan ini. Kemarin, Fay dan teman-teman sekolahnya ada kegiatan ke luar, ke Beji, Depok.
Siang-siang, aku SMS ayahnya Fay, menanyakan apakah ayah sudah tahu jam berapa harus menjemput Fay.
Selain menjawab pertanyaanku, ayah menambahkan bahwa Bu Diana (guru pendamping Fay) minta dibelikan pembalut buat Fay.
Wah, aku tak menyiapkan cadangan pembalut di tasnya. Terpaksa lah ayah yang membelikannya. Ia mampir ke minimarket Ceria di Empang Tiga, Kalibata, membeli Laurier isi lima.
Wadaw, hebat euy! Aku aja belum pernah dibeliin pembalut sama ayah...
0 Comments:
Post a Comment
<< Home