Ketika Ayah Tak Ada

Jul 15, '12 8:36 AM

Sudah direncanakan jauh-jauh hari sebelumnya kalau ayah Fay akan pergi untuk tugas kantor selama empat hari, dari tanggal 8-11 Juli 2012. Suamiku itu sudah memberitahuku akan pulang kembali pada Rabu malam, 11 Juli.

Karena pulangnya diperkirakan bisa menjelang tengah malam, Fay aku beritahu kalau ayahnya pergi hari Minggu dan pulang hari Kamis pagi, lengkap dengan tanggalnya. Ini penting, biar Fay tidak menunggu-nunggu kepulangan ayahnya sebelum waktunya, dan biar dia tidak ribut sepanjang hari menanyakan ayahnya.

Yang aku khawatirkan, Fay setiap malam --seperti kebiasaannya-- akan sering terbangun dan memanggil-manggil dari kamarnya yang dikunci dari luar, dengan dalih minta minum (air minum). Padahal, biasanya aku paling males melayani permintaan Fay, dan biasanya membiarkan suamiku yang memenuhi permintaannya. Hehehe.

Selama ini, setiap pukul 19.50 WIB, aku langsung mengajak Fay B.A.K., sikat gigi, wudhu, sholat isya, dan tidur. Tapi empat malam itu, selama ayah Fay pergi, aku hanya menyuruhnya melakukan kegiatan di atas hingga sholat isya, tapi masih membolehkan menonton TV sampai jam 21.30. Baru setelah itu, menyuruhnya tidur.

Alhamdulillah, selama empat hari itu Fay tidak pernah minta keluar kamar maupun minum, malam-malam. Setelah masuk kamar dia langsung tidur nyenyak hingga pagi hari.

Seperti telah dijanjikan, Kamis pagi (12/7), Fay sudah melihat ayahnya di rumah lagi. Tapi malam harinya, Fay kembali pada kebiasaan lamanya; membangunkan kami untuk minta minum. Capede! Padahal sekarang, jadwal masuk kamar tetap jam 21.30, sama seperti ketika ayahnya tak ada.