Fay Melihat Kucing Mati Dikubur
Tadi pagi, jam 5.45 suami tiba-tiba pamit ke warung. Pulang dari warung, dia cerita ada kucing mati tergeletak di tengah jalan. Lalu suami mengambil cangkul dan linggis untuk menguburnya.
Ketika aku dekati, ternyata benar. Dan itu salah satu kucing yang sering mampir di rumahku. Dulu (belum lama benar sih), waktu pertama kali muncul, kucing hitam kecokelatan itu kayak yang kekurangan gizi. Tulang iganya menonjol, bulunya kusam.
Setelah dia bergabung dengan The Survivor 1, The Survivor 2, Si Pablo, dan kucing-kucing lainnya yang tak bernama, untuk berebut makanan yang kami lemparkan, kucing kurus itu jadi lebih gemuk dan mengilap bulunya.
Aku ajak Fay yang sudah siap berangkat sekolah untuk menyaksikan penguburan. "Fay, itu kucing mati," kataku, menunjuk jasad kucing yang tergeletak di tengah jalan.
Memang, beberapa kali waktu aku ke warung malam-malam, kucing itu suka tiduran di tengah jalan. Persis di tempat dia mati itu. Kelihatannya, dia mati terlindas mobil. Soalnya, di sekitar kepalanya berlumuran darah yang sudah mengering.
Bu Hartono, seorang tetangga yang ikut nongol dari balik pagar, bilang: "Paling-paling dilindes mobil dia," katanya, sambil wajahnya diarahkan ke rumah Mister Iyus. "Siapa lagi?" jawabku. Hehehe. Soalnya semalam tak ada mobil lain yang lewat, selain miliknya.
Anis, tetangga lainnya yang rumahnya persis di depan bangkai kucing itu, juga muncul. Cat lover itu sempat mengkhawatirkan kucing miliknya, Si Pablo. "Si Alo ke mana ya?" tanyanya.
"Oh, ada di rumah saya sejak jam 5 pagi tadi tuh," jawabku, menenangkan. Rupanya, kucing jantan yang sudah tua berbulu kekuningan itu punya nama kesayangan toh.
Setelah lubang kubur siap, kucing malang dimasukkan ke lubang yang sudah digali suamiku. "Fay, itu kucing dikubur," kataku, menerangkan. "Kucingnya diapakan, Fay?" tanyaku mengetes. "Dikubur," jawabnya.
Fay mengikuti proses penguburan itu sampai selesai, bersama aku, suamiku, dan Anis. Sampai jasad kucing itu ditimbun lagi dengan tanah.
Jadinya, Fay berangkat sekolah jam 6.30-an. Padahal biasanya jam 6.00 sudah melaju di boncengan ayahnya. Untungnya, mereka tiba di sekolah tidak sampai terlambat.
1 Comments:
At 10:45 AM, Penyebab Septictank Penuh said…
di blog ini banyak sekali artikel yang sangat menrik untuk dibaca
Post a Comment
<< Home