Shakespeare Disobek-sobek Fay
Sabtu,30
April 2011. Kami bertiga sedang di Penggilingan, menemani Apihnya Fay
yang sudah pulang dari RS. Ia sudah dibolehkan pulang sejak Kamis lalu.
Kami menginap di sana.
Malamnya, setelah Fay masuk kamar tidur, lampu kamar tidur pun dimatikan. Sesuai kebiasaan Fay yang tidur sambil bergelap-gelap di kamar sendirian. Kami mengira, saat itu Fay sudah terlelap.
Sekitar jam 10-an, adikku lewat kamar Fay --yang dulunya kamarku (jadi masih terdapat banyak buku koleksiku). Dia mendengar suara srek, srek. Suara kertas disobek-sobek. Bunyi itu terus berkesinambungan. Padahal, lampu kamar tetap gelap.
Ketika suamiku membuka pintu kamarnya dan lampu dinyalakan... Ya Allah, Fay ternyata sedang menyobek-nyobek buku Shakespeare-ku! Huwaaa! Hiks, hiks!
Fay sedang asik menyobek-nyobek berlembar-lembar halaman awal buku kesayanganku itu jadi serpihan kecil-kecil. Padahal buku ini aku beli sewaktu aku masih gadis, waktu belum kenal dengan suamiku.
Buku setebal bantal (ribuan halaman) ini aku beli lewat pos dari "Book of The Month Club", langsung dari Amerika, tahun 1996. Aku masih ingat harganya, 32 dolar Amerika (coba dikurs ke rupiah, berapa tuh harganya sekarang).
Waktu itu, aku masih bekerja di Museum Kehutanan Manggala Wanabakti. Aku dan dua kawanku --tiga cewek penjaga museum-- diperkenalkan ke "Book of The Month Club" oleh Pak Pur, dosen IPB yang menjadi konsultan masalah perkayuan dan kehutanan di museum kami.
Setelah diamat-amati, buku korban Fay itu kehilangan bab "Introductions" yang terbilang penting. Bagian pengantar yang panjang lebar (lebih dari 10 halaman) itu, mengantarkan pembaca untuk memahami kumpulan karya klasik Shakespeare, yang terbilang rumit itu (bagi pemula).
Yah, bagaimana lagi, "nasi sudah menjadi bubur." Aku terhenyak, dan diam. Menangis pun sudah tidak ada air mata lagi. Suamiku mencoba menghiburku, kalau punya rezeki, masih bisa "memburu" buku itu, kalau perlu ke tempat asalnya.
Malamnya, setelah Fay masuk kamar tidur, lampu kamar tidur pun dimatikan. Sesuai kebiasaan Fay yang tidur sambil bergelap-gelap di kamar sendirian. Kami mengira, saat itu Fay sudah terlelap.
Sekitar jam 10-an, adikku lewat kamar Fay --yang dulunya kamarku (jadi masih terdapat banyak buku koleksiku). Dia mendengar suara srek, srek. Suara kertas disobek-sobek. Bunyi itu terus berkesinambungan. Padahal, lampu kamar tetap gelap.
Ketika suamiku membuka pintu kamarnya dan lampu dinyalakan... Ya Allah, Fay ternyata sedang menyobek-nyobek buku Shakespeare-ku! Huwaaa! Hiks, hiks!
Fay sedang asik menyobek-nyobek berlembar-lembar halaman awal buku kesayanganku itu jadi serpihan kecil-kecil. Padahal buku ini aku beli sewaktu aku masih gadis, waktu belum kenal dengan suamiku.
Buku setebal bantal (ribuan halaman) ini aku beli lewat pos dari "Book of The Month Club", langsung dari Amerika, tahun 1996. Aku masih ingat harganya, 32 dolar Amerika (coba dikurs ke rupiah, berapa tuh harganya sekarang).
Waktu itu, aku masih bekerja di Museum Kehutanan Manggala Wanabakti. Aku dan dua kawanku --tiga cewek penjaga museum-- diperkenalkan ke "Book of The Month Club" oleh Pak Pur, dosen IPB yang menjadi konsultan masalah perkayuan dan kehutanan di museum kami.
Setelah diamat-amati, buku korban Fay itu kehilangan bab "Introductions" yang terbilang penting. Bagian pengantar yang panjang lebar (lebih dari 10 halaman) itu, mengantarkan pembaca untuk memahami kumpulan karya klasik Shakespeare, yang terbilang rumit itu (bagi pemula).
Yah, bagaimana lagi, "nasi sudah menjadi bubur." Aku terhenyak, dan diam. Menangis pun sudah tidak ada air mata lagi. Suamiku mencoba menghiburku, kalau punya rezeki, masih bisa "memburu" buku itu, kalau perlu ke tempat asalnya.
Labels: buku, Fay, ibu, shakespeare, sobek
0 Comments:
Post a Comment
<< Home