Amazing Fay

Catatan Harian Fairuz Khairunnisa'

Monday, April 23, 2007

My Uncle

Fay senang bermain komputer, termasuk turut nimbrung melihat ayah-ibunya lagi ngempih.

Ketika iseng-iseng ditanyakan padanya, foto siapa ini (sambil menunjuk foto Ucep, omnya), tanpa diduga Fay menjawab, "My Uncle" (dengan penyebutan yang benar).

Padahal, biasanya Fay memanggil adik ibunya itu dengan sebutan Mamang (Paman).

Jadi, Fay belajar dari mana? Mungkin saja dia banyak membaca.

Foto: Fay & Her Uncle (© tianarief)

Komentar-komentar di Multiply:

himma wrote today at 6:41 AM
keren fay....muhammad gak punya uncle nih....klo anak3 lagi seneng ya baba....ya mama...*dpt dr tetangga*

maimon wrote today at 6:57 AM
Good, Fay

ida22 wrote today at 7:30 AM
waaaah, fay pinter yaa! :-))

ciput wrote today at 12:21 PM
kids are just amazing ya Kang? *sok nginggris, biar Fay belajar :p*

agneswollny wrote today at 2:29 PM
tak terduga ya
*mungkin pernah dengar ayahnya
salam utk Fay

wisat wrote today at 9:11 PM
tianarief said
Jadi, Fay belajar dari mana? Mungkin saja dia banyak membaca
Anak-anak belajar dengan cara mereka sendiri.
Salam dari kami.

lisadianty wrote today at 10:21 PM
hihihihi tiap hari adaaaaa aja surprise dari fay ya ?

Monday, April 09, 2007

Selamat, Bu Susi!

Ahad, 8 April kemarin, Fay, Ibu dan Ayah, menghadiri undangan walimahan pernikahan di Depok Tengah II. Yang menikah tiada lain, wali kelas Fay, Bu Susi.

Dengan panduan undangan beserta denahnya, kami pun meluncur ke lokasi pernikahan --yang lalulintasnya tak terlalu macet itu. Maklum, hari libur.

Ternyata, tak susah mencari alamat rumah orangtua Bu Susi, tempat acara dilangsungkan. Karena selain alamat (nama jalan dan nomornya, plus RT-RW)-nya jelas, juga disertai panduan, "di sebelah Indomaret".

Tanpa harus bertanya-tanya pada orang-orang di jalan pun, Ayah bisa mencapai jalan Dadap, jalan utamanya. Di sana sudah tampak, orang-orang berbaju batik, atau berbaju panjang untuk pergi ke pesta. Jadi, tinggal diikuti saja mereka.

Sesampainya di tempat pesta, Fay ditugasi memasukkan amplop ke dalam kotak "celengan" yang sudah disediakan, sedangkan Ibu menulis nama di buku tamu.

Seorang bapak, dengan ramah menyodorkan suvenir dari mempelai. Suvenirnya unik. Bukan kerajinan atau benda-benda lucu, melainkan selembar kertas terlipat, dengan sebuah permen.

Setelah dibuka, suvenir itu ternyata berisi nasihat bagi orangtua, tentang bagaimana memperkenalkan anak pada Al Qur'an, Kitab Suci umat Islam, sejak dini. Betul-betul suvenir yang berharga, melebihi suvenir benda-benda kerajinan.

Memasuki ruangan tempat mempelai berada, kami pun bersalaman. Saat Fay bersalaman, Bu Susi, sang pengantin, bertanya pada Fay, "Fay, ini siapa?" Fay pun menjawab sekenanya, "Bu Uji."

Kami pun tertawa. Mungkin Fay merasa pangling melihat Bu Susi dalam dandanan pengantin.

Ternyata, di sana sudah ada beberapa guru. Ada yang jadi panitia walimahan, ada yang jadi tamu biasa. Antara lain, Pak Chairullah (Kepsek), Pak Udin, Pak Usman, Pak Muji, Pak Djoko, Bu Indri, Bu Uji, Bu Lia, Bu Lulu, Bu Eha, dll.

Ada juga teman-teman Fay, seperti Yasmin dan kedua ortunya, serta Wisnu dan kedua ortunya.

Buat Bu Susi, selamat menggenapkan Sunnah Nabi. Semoga membina keluarga yang barokah, mawaddah warohmah. Amin! :)

Labels:

Tuesday, April 03, 2007

Tak Pegal-pegal Lagi

Di akhir pekan, Fay dan Ayah --boleh dibilang-- rutin bersepeda dengan sepeda onthel (28''). Yang mengayuh sepeda Ayah, dan Fay duduk diboncengan. Habis, Fay masih males disuruh belajar sepeda roda dua. Maunya, dipegangin setang, sekaligus sepedanya. Padahal, kata dokter, belajar sepeda itu bagus buat perkembangan motorik.

Nah, Ibu sesekali suka ikut bersepeda juga, dengan sepeda tersendiri (sepeda mini 24''). Jadi, semacam konvoi, gitu.

Awal-awal Ibu diajak konvoi sama Ayah (dan Fay), Ibu selalu merasa pegal-pegal kakinya, karena perjalanan yang lumayan jauh.

Akhir pekan lalu, ternyata Ibu nggak pegal-pegal lagi. Padahal jarak tempuhnya cukup jauh juga, keliling kampung. Berarti, otot-otot kaki Ibu sudah mulai terlatih. :)

Oya, Ibu juga sekarang sudah bisa mengendarai motor sendirian. Tapi baru keliling-keliling lapangan bola yang luas. Kalau di jalanan komplek, belum berani. Terutama, memutar balik motor di jalan. ;)

Mengetes Ayah-Ibu

Fay senang mengetes ortunya. Ayah disuruhnya menggambar bentuk-bentuk yang diinginkannya di Corel Draw. Misalnya gambar gunting, dan bentuk-bentuk lainnya. Padahal, Fay bisa melakukannya. Jelas saja, Ayah yang tak pernah menggambar di komputer, kerepotan dibuatnya.

Kalau gambarnya dia anggap belum sempurna, langsung dibilang, "salah!"

Sedangkan Ibu dites Bahasa Inggris atau Bahasa Indonesia. Seperti menanyakan arti kata-kata Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia, atau sebaliknya. Bagi Ibu, kalau nanyanya di rumah sih nggak masalah. Tapi Fay seringkali nanya di tempat-tempat umum, seperti angkot, saat penuh penumpang.

Misalnya, Fay nanya: "Mata Bahasa Inggrisnya? Hidung Bahasa Inggrisnya? Tukang cukur Bahasa Inggrisnya?" Atau "Paste Bahasa Indonesianya?"

Nggak dijawab, salah. Dijawab, sebenarnya Ibu malu sama penumpang lainnya --yang rata-rata pedagang di pasar. Tapi demi memenuhi rasa keingintahuan anak, biar malu juga, dijawablah semua pertanyaannya.