Amazing Fay

Catatan Harian Fairuz Khairunnisa'

Tuesday, August 31, 2004

Kenapa Ya?

Soal posisi tidur bayi, saya perhatikan hampir sama. Kalau lagi nyenyak, bayi itu terlentang dengan kedua tangan mengepal di samping telinga, dan kedua kaki terbuka lebar membentuk huruf "U" terbalik. Begitu pula Fay waktu bayi.

Tapi yang saya heran, kenapa sampai sekarang, di usianya yang hampir 7 tahun, posisi tidurnya tetap saja begitu. Jadi, kalau posisi tangan dan kakinya terbuka kayak gitu, bisa dipastikan, dia nggak akan terganggu oleh suara bising sekali pun. Kenapa ya? Ada yang tau? :)

Thursday, August 26, 2004

Membaca & Menggambar

Aneh. Ada delapan anak sekelas Fay yang ternyata sama sekali belum mengenal huruf. Apalagi membaca. Mereka ketahuan setelah Bu Guru menyuruhnya mengeja huruf di papan tulis. "Tidak bisa, bu," kata seorang anak. Lebih aneh lagi, S, seorang anak kelas satu yang tinggal kelas (artinya, tahun lalu, dia sudah kelas satu), juga tidak mengenali huruf sama sekali.

Kalau Fay, sejak umur empat tahun sudah bisa membaca, meski dengan pelafalan yang masih cadel. Dia dikenalkan pada huruf, kata dan kalimat tidak secara sengaja, melainkan sambil bermain. Kelemahannya, ya itu. Kalau anak-anak lain pandai berbicara, bahkan melafalkan huruf "R". Fay belum bisa. Juga soal arti kata-kata, Fay juga belum bisa. Makanya, lewat kartu-kartu "ajaib", Fay saya "kenalkan pada dunia". :P

Sewaktu pelajaran menggambar tadi pagi, Fay curang. Dia tidak mau menyalin gambar dari buku, seperti anak-anak lainnya. Tapi langsung mewarnai gambar dari buku itu, tanpa bisa dicegah. Ya, apa boleh buat.

Wednesday, August 25, 2004

Like Father, Like Daughter

Benar-benar like father like daughter! Sepulang sekolah tadi, Fay minta dibeliin cilok. Tau kan cilok? Semacam jajanan berbentuk bulat seperti bakso, tapi bahannya dari tepung sagu alias tapioka (Bahasa Sunda: aci). Jadi, cilok itu singkatan aci dicolok (ditusuk) seperti sate.

Fay beli dua, masing-masing harganya cepek (Rp 100), terus dikasih kecap. Nyam, nyam, nyam! Dia doyan sekali. Persis seperti ayahnya! Tapi itu baru pengakuannya. Katanya, sewaktu SD tahun 1970-an, dia doyan sekali cilok. Waktu itu harganya masih gotun (Rp 5). Cilok zaman dulu, kata ayahnya, oleh penjualnya, beberapa di antaranya diisi gajih (lemak) yang gurih rasanya. Nah, barangsiapa yang beruntung membeli cilok berisi gajih, dia mendapat hadiah langsung sebuah buku! Tentu saja cilok itu laris manis. Jadi, kalau cilok itu terlanjur dikunyah, tapi berasa ada gajihnya, terpaksa dimuntahkan lagi, biar dapat hadiah buku. Hiyyy!

Saya sendiri nggak pernah beli yang namanya cilok. Selama ini, saya belum pernah melihat ayahnya Fay beli cilok (Pasti malu. Habis, dijajakannya di SD-SD, yang jajannya tentu anak-anak kecil sebaya Fay).

Hati-hati, cilok juga bisa mematikan! Lho kenapa? Ini kisah nyata. Di Bandung, seorang anak kelas 3 SD tewas kehabisan napas gara-gara tersedak cilok. Si anak itu beli cilok dua, satu dimakan bulat-bulat. Belum sempat ngunyah, si anak itu langsung mengejar teman-teman yang lari meninggalkannya. Cilok itu pun langsung tertelan bulat-bulat dan menyumbat kerongkongannya. Anak itu pun, menggelepar-gelepar, tapi teman-temannya tidak tahu apa yang terjadi. Agak lama, barulah gurunya datang, lalu memukul-mukul tengkuk anak itu. Tapi telat, anak itu keburu tewas. Kasian ya.

Padahal, menurut buku manual, pertolongan pertama pada kasus semacam itu, masukkan jari telunjuk ke kerongkongan korban, biar merangsang dia untuk muntah. Bukan dengan memukul-mukul tengkuknya.



Tuesday, August 24, 2004

Dapat Nilai 50

Fay kemarin dapat nilai 50 dalam ulangan pelajaran Bahasa Indonesia. Ternyata, dilihat dari jawaban Fay atas empat soal menjodohkan itu, Fay bukannya tidak bisa mengerjakannya, melainkan kurang tepat dalam membuat garis lurus. Maklumlah, meski dilatih terus, motorik halus Fay belum bagus, termasuk dalam memegang pensil dan menorehkan tulisan atau garis. Kayaknya, dari satu kelas (kelas B), tulisan Faylah yang paling "bagus" (dibaca sebaliknya :P).

Soal yang diberikan, menjodohkan gambar (mata, telinga, hidung dan kaki) dengan kata "mata, teling, hidung dan kaki", dengan cara menarik garis lurus yang menghubungkan keduanya. Sebenarnya, Fay bisa mengerjakan semua. Tapi pada saat menarik garis untuk kata "hidung dan kaki", garis yang ditarik Fay tidak tepat pada katanya, melainkan agak melenceng ke kata lainnya. Jadinya, guru menganggap jawaban Fay salah.

Yah, begitulah. Fay masih harus di-drill dalam soal motorik halus.

Oya, ada yang lainnya. Fay juga belum bisa memahami perintah dan sukar berkonsentrasi pada pelajaran. Tapi kalau perintah itu diterjemahkan dengan "bahasa" yang dimengertinya, Fay dengan gampang melakukannya. Saya kira, bukan masalah akademis yang jadi hambatan, tapi masalah pemahaman apa yang guru mau dengan konsentrasi yang gampang teralih.

Thursday, August 19, 2004

Kepanjangan Nama Fay

FFantastic
AAwesome
YYucky

Name / Username:


Name Acronym Generator
From Go-Quiz.com

Kalau Fairuz bagaimana?

FFine
AArty
IIrresistible
RRelaxing
UUnnatural
ZZonked

Name / Username:


Name Acronym Generator
From Go-Quiz.com

Wednesday, August 18, 2004

Susah Makan?

Fay, tirukan! Aaaaaa! (tianarief)
Fay susah makan? Jangan dipaksa, karena akan percuma saja. Maklum, kalau sudah nggak mau, sampai kapan pun tetap nggak mau! Untunglah ayahnya dapat ide. Fay sudah belajar: tirukan! (menirukan apa yang kita peragakan). Ayahnya bilang, "Fay, tirukan!" (sambil buka mulut).

Disuapin (tianarief)
Dengan gerak cepat, saya menyuapkan nasi pada Fay. Aaaam! Fay tak bisa lagi menolak suapan dadakan itu.

Menu Fay; nasi, capcay (tianarief)
Menunya: Nasi, capcay jamur dan ayam. Kebetulan, ayahnya semalam bawa menu istimewa itu dari kantor (jatah, hehehe).

Siangnya, makan bakso sendiri (tianarief)
Siangnya, sewaktu ayahnya akan masuk kerja di hari libur 17-an ini, Fay sempat diajak jalan-jalan, lalu makan Bakso Malang ML di Pancoran Mas, Depok. Kali ini, Fay mau makan sendiri, tanpa disuapi.

Fay makan, ibu mengawasi (tianarief)
Saya tinggal mengawasi saja! ;)

Monday, August 16, 2004

Jalan Santai

Peserta jalan santai; Fay melambaikan tangan (tianarief) Kemarin (Minggu, 15/8), saya, Fay dan ayahnya, ikut jalan santai yang digelar Panitia Peringatan HUT ke-59 Kemerdekaan RI Perumahan Sasak Panjang Permai. (Ayahnya Fay sibuk motret). Ada sekitar 100-an anggota keluarga di perumahan yang berada di pinggiran Jakarta itu, yang ikut jalan santai.

Start jam tujuh pagi, selesai sekitar jam setengah delapan. Rutenya tidak terlalu jauh sebenarnya. Tapi sempat membuat Fay berjongkok beberapa kali sewaktu di perjalanan.

Jalan santai; peserta melewati jalan perkampungan (tianarief) Rupanya bukan karena kecapaian Fay sering berhenti jalan, lalu berjongkok. Tapi kemungkinan karena kaos kakinya tidak nyaman. Habis, Fay pagi itu salah ngambil kaos kaki, bukan yang bagus (karetnya sudah kendor). Jadinya, beberapa kali, kaos kakinya melorot. :))

Kami bareng Bu Gurunya Fay, Ibu Ida & her baby girl (tianarief) Tiba di Finish paling bontot, kebetulan Bu Gurunya Fay, Ibu Ida yang menggendong anak bungsunya, Salsa, ikut menemani. Jadinya, kami mengobrol banyak tentang seluk-beluk Fay.

Friday, August 13, 2004

Silent Protest

Fay hari ini hanya belajar Pendidikan Agama Islam, karena setelah itu, ada rapat guru. Murid-murid dipulangkan lebih cepat. Hari ini, di kelas Fay "pasang shield" (tameng) lagi. Dia menolak melihat maupun mendengarkan uraian guru tentang Rukun Islam, Rukun Iman dll. Fay malah asyik dengan dunianya. :(

Sejak beberapa waktu ini, Fay seperti melakukan silent protest dengan tidak melakukan apa yang diinstruksikan. Jangankan saya, therapisnya pun sampai pusing dibuatnya.

Sebenarnya, soal akademis, kalau sudah tune in, Fay tergolong cepat menangkap pelajaran. Misalnya, pada pelajaran Matematika, dengan mudah dia memahami instruksi dan mengisi titik-titik untuk deretan angka sbb: 1, ..., 5, 7 (diisi dengan angka 3), atau 2, 4,..., 8, 10 (diisi dengan angka 6).

Monday, August 09, 2004

Topi Pramuka

Fay berseragam Pramuka (tianarief) Setiap hari Sabtu, Fay memakai baju Pramuka. Bukan kegiatan Gerakan Pramuka, tapi sekadar baju seragam yang diwajibkan sekolah, tanpa dilengkapi topi. Karena setiap pulang sekolah harus berpanas-panasan, Fay diberi topi bekas saya dulu. Lucunya, topi bekas saya aktif Pramuka semasa SMP (umur 13 tahunan), pas di kepala Fay yang baru berumur 6,5 tahun (apa karena postur saya dulu kecil, atau Fay yang memang gede badannya? :P). Topi bulat berbahan kain itu yang sudah belel itu didapat dari Jambore Nasional VI Cibubur 1981, sekaligus Jambore Asia Pasifik I. :P Jadi, umur topi itu sudah 23 tahun, jauh lebih tua dari Fay yang kelahiran 1998. Topi Pramuka, topi bersejarah ;) (tianarief)

O ya. Hari ini Fay malah ngantuk di sekolah. Padahal jam tidurnya cukup. Mungkin karena dibangunkan terlalu pagi kali. Jadi, saat menerima pelajaran, dia lesu saja. Sepulang ke rumah, entah kenapa, dia masih saja males menyebutkan nama-nama benda yang tertulis di kartu, biar diiming-imingi kue kesukaannya. Yah, memang jadi ortu harus bersabar.



Thursday, August 05, 2004

Koppeg

Mungkin istilah inilah yang paling tepat menggambarkan Fay saat ini. Koppeg (Bhs. Belanda) bisa berarti "keras kepala". Bagaimana nggak. Udah dua hari ini, Fay sama sekali nggak mau melakukan perintah dalam belajar (terapi) di rumah. Seperti menyebutkan nama-nama binatang, nama-nama sayuran --yang sebenarnya sudah Fay bisa.

Biar dibujuk dengan iming-iming makanan kesukaan, minuman kesukaan, bahkan dibujuk dengan menyetel televisi stasiun kesukaannya, tetap aja dia bergeming (cuek, tak peduli). Kayaknya, kalau nggak mau, sampai kapan pun tetap nggak mau.

Tapi ayahnya bilang, untuk sementara cooling-down dulu. Katanya, kalau menemui tembok yang tidak bisa ditembus, sebaiknya mencari jalan memutar. Artinya, masih ada celah atau sesuatu yang bisa membujuk Fay. Mudah-mudahan aja...

Wednesday, August 04, 2004

Matematika

Fay hari ini belajar Matematika. Bu Guru menyuruh Fay ke depan kelas untuk mengisi titik-titik, meneruskan deretan angka yang ditulis Bu Guru. 1..3..5. Fay kebagian mengisi titik-titik di antara angka 3 dan 5. Fay pun naik ke atas kursi guru yang disediakan --untuk menjangkau papan tulis yang ketinggian baginya. Hanya dengan perintah, "Fay isi", dia melakukan apa yang disuruh, yakni mengisi titik-titik itu dengan angka 4. :)

Tapi, pas giliran pelajaran Bahasa Indonesia, Fay nggak mau mengganti buku tulisnya dengan buku Bahasa Indonesia. Malah, tanggal pun, Fay ngotot menulis: Sabtu, 3-7-2004. Padahal, seharusnya Rabu, 4-8-2004. :P

Tuesday, August 03, 2004

Ke Depan

Senin (2/8), Fay berani maju ke depan kelas ketika disuruh Bu Guru mengerjakan soal Bahasa Indonesia. Sambil saya pandu, Fay mengisi bidang kosong, huruf "a" dari kata "ani" yang dibuat Bu Guru di papan tulis (...ni). Ternyata Fay mampu melakukannya tanpa diberitahu! Ia langsung mengisi huruf "a" pada bidang kosong itu. Bu Guru pun memberikan apresiasi dengan menyuruh seisi kelas bertepuk tangan. "Tepuk tangan untuk Fay," serunya. Fay untuk latihan Bahasa Indonesia hari itu (variasi dari: ani, a-ni, a-n-i), mendapat nilai 100 pula!

Tapi hari ini, Fay tidak mau belajar di kelas, benar-benar stuck! Jangankan membuka buku. Tasnya pun dia peluk, isinya tidak boleh dikeluarkan. Sepanjang pelajaran terus begitu. Bu Guru pun sampai menyerah membujuknya. :(

Jalan-jalan

Jalan-jalan memang hobinya Fay. Biar lagi panas terik atau hujan sekali pun, kalau diajak jalan-jalan pake motor, Fay selalu siap. Seperti Sabtu kemarin, ketika Fay sedang tiduran di lantai dengan mata seperti mengantuk, ayahnya mengajak dia; "Fay, ayo jalan-jalan", dia langsung bangkit dan mencari dompet saya. Maksudnya, biar membawa uang untuk bekal di jalan, minimal kalau dia mau dibelikan teh botol kesukaannya. Kami lalu pergi ke Plasa Depok untuk belanja bulanan. Pulangnya, Fay tampak kelelahan. Ia terkulai lemas di kursi. Tapi kalau mendengar lagi kata "jalan-jalan", segala rasa lelahnya langsung minggat. :))

Di sekolah tadi pagi, Fay belajar PKN (Pendidikan Kewarganegaraan). Tapi guru mengajarkan cara menulis kata "adi", dengan segala variasinya. Misalnya, adi, a-di, a-d-i. Saya sendiri nggak ngerti, apa maksudnya. Padahal, kalau misalnya belajar mengenali bendera kebangsaan, Merah-Putih, lebih tepat. Misalnya dengan menggambarnya di buku.

Soal belajar (terapi), untuk Flash Card, maksudnya, memperlihatkan kartu bergambar sekilas, lalu menyebutkan gambarnya, Fay sudah mahir. Tapi kalau sudah belajar Fluency, yakni menyebutkan sederetan gambar dalam kartu sebagaimana dicontohkan, Fay agak keteteran. Ia perlu berpikir lama. Sebetulnya, bukan berpikirnya yang lama, tapi mengembalikan konsentrasinya yang terbang ke mana-mana. :P

Di tempat terapi, Jumat kemarin, Fay sempat menangis (baca: mengamuk). Terapisnya, Bu Leni, sampai terheran-heran. Pemicunya sederhana, ia ingin langsung memakan kue yang saya belikan. Padahal kue itu akan diberikan sebagai reward kalau dia berhasil melakukan apa yang diinstruksikan, selain pujian "bagus!", "pandai!" atau "hebat!".