Amazing Fay

Catatan Harian Fairuz Khairunnisa'

Thursday, March 31, 2005

Belajar Iqro

Fay belakangan ini senang sekali belajar Iqro. Sebagaimana diceritakan di postingan terdahulu, Fay suka belajar baca huruf Arab ini setelah dibelikan Balok Iqro. Ia sering memain-mainkan kombinasi huruf-hurufnya, menjadi kata-kata atau kalimat yang berarti. Misalnya, untuk kasroh: "ada raja mahakaya". Atau paduan kasroh, fattah dan dlomah, seperti "ibu suka susu". Terkadang, Fay senang mendengar ayahnya melafalkan huruf 'ain dan 'kho. Sering ia bilang "ho", untuk dibenarkan pelafalannya, lalu ketawa.

Sekarang Fay masih belajar Iqro Satu. Sebenarnya, Fay sudah hafal cara melafalkan semua huruf hijaiyah yang dipadukan dengan kasroh. Tapi pelafalannya belum benar. Maklum, huruf "L" dan "R" dilafalkan sama saja: kedengarannya seperti "ew".

***

Seperti juga ditulis pada postingan sebelumnya, Fay suka mengoleksi bungkus bekas rokok. Rupanya, ia menyukai grafisnya, baik itu desain maupun tulisannya. Bahkan, "koleksi" rokok Fay disimpannya dalam tas kertas yang digantungnya di dinding. Ternyata Fay sudah bisa menuliskan inventaris "koleksi-koleksinya" di kantong kertas itu. Antara lain, Marlboro Lights, Ardath Light, Ardath Special, Djarum Coklat, Dji Sam Soe, Wismilak Slim. Asal tau saja, tak semua bungkus rokok itu "beneran". Ayahnya membuat kotak seukuran bungkus rokok lalu membungkusnya dengan kertas putih. Dengan tulisan tangan seadanya, ayahnya menuliskan merek rokok yang diinginkan Fay. Dia sendiri memberikan "finishing touch" dengan goresan pensil gambar atau crayon sebagai pewarnanya. :)

Lama Gak Posting :)

Teman-teman Fay, apa kabar? Lama nih gak mosting. Maklum, selain sibuk dg pekerjaan, juga neneknya Fay yang di Pelabuhan Ratu masuk rumah sakit, mungkin karena kecapean. Alhamdulillah, sekarang sudah membaik.

Mulai Senin kemarin (28/3) sampai Sabtu mendatang (2/4), Fay mengikuti THB di sekolahnya. Jadi, kami belum bisa menengok neneknya Fay di Pelabuhan Ratu. Mudah-mudahan hari Sabtu, sepulang dari sekolah, kami bisa ke sana.

Karena ada rencana pergi ke kota itu, Sabtu dan Minggu, rencana kopi darat (kopdar) kedua bersama teman-teman Multiply ayahnya Fay, terpaksa dibatalkan. Tempatnya sama seperti kemarin, di taman pinggir danau UI Depok.

***

O ya, entah kenapa, Shoutbox wdcreezz-nya, malah dimasuki punya orang lain. Jadi, komentar-komentarnya pun tidak nyambung. Maaf ya bagi temen-temen dan tante-tante yang ngomentar terakhir, terus belum dibalas. Mudah-mudahan SB-nya cepat pulih lagi. :)

Monday, March 21, 2005

Ketemu Om dan Tante MP di UI (2)

Setibanya di pinggir danau Balairung UI, Tante Ari meng-SMS bahwa dia sudah lebih dulu lari dan pulang dulu ke tempat kostnya di belakang UI. Sekarang, baru akan berangkat ke danau Balairung sambil membawa roti bakar yang dijanjikannya. Asiiik!

Tante yang lain, Tante Shanti, mengabarkan, ia bersama suami dan anaknya, Yogi, sedang dalam perjalanan.

Beberapa menit kemudian, tampak dari kejauhan, muncul seorang perempuan mengenakan topi rajut merah yang khas. Ya, dialah Tante Ari! Tak lama kemudian, datang Tante Shanti dan keluarganya pakai motor. Kami pun berkumpul, membuka bekal masing-masing. Piknik di pinggir danau Balairung pun lengkap sudah: suasana sejuknya di taman di pinggir danau, plus nasi uduk dari Tante Shanti, roti bakar dari Tante Ari dan serabi bandung yang kami bawa. Sementara kami membuka bekal, ayahnya pamit dulu untuk memindahkan motor dari tempat parkir di luar kampus UI.

Melihat roti bakar keju buatan Tante Ari, Fay lahap sekali makannya, sampai jatah ayah dihabiskannya. Tampaknya pagi itu, Fay sudah kenyang sarapan. Jadi, untuk sementara, Fay tidak "macem-macem". Ia dengan tenang tiduran di atas rumput dengan alas tikar jas hujan yang dibawa ayahnya.

Kira-kira satu jam kemudian muncul Om Wib yang membawa buah-buahan dan Tante Ida dan pacarnya, Om Agung, yang membawa tahu goreng. Kopdar pun jadi rame. Selain ngobrol ngalor-ngidul, kami juga sempat berfoto.

Fay, Ayah, Ibu dan Om-Tante MP (Photo Courtesy of Agung Mbot)

Tante Ari ternyata pandai juga meng-handle Fay, yang perlu tenaga fisik lumayan. Ia malah sempat mengajak jalan-jalan Fay keliling danau yang luas itu, melewati Rektorat UI (yang kayak Menara "Pisa" yang tidak miring itu). Begitu pula Kak Ida (ia ingin dipanggil begitu), yang berlatar belakang guru Bahasa Inggris khusus anak-anak itu. Fay tampak asyik memerhatikan buka-tutupnya daun tanaman putri malu yang ditunjukkan Kak Ida.

Fay dituntun Tante Ari (kiri) dan Kak Ida (kanan) (Photo Courtesy of Agung Mbot)

Syukurlah, kopdar yang diakhiri pukul 11.30 itu (karena ayah Fay harus apdet berita) berjalan lancar. Kami pun berpisah, dengan janji ketemu lagi tanggal 3 April nanti, Insya Allah di tempat sama. Ternyata bertemu teman online dari dunia maya, serasa bertemu teman lama saja.

Ketemu Om dan Tante MP di UI

Ketemu Om dan Tante MP di UI

Ahad kemarin (20/3) kami kopi darat (kopdar) dengan om dan tante anggota Multiply (MP) di pinggir danau Balairung UI Depok. Acara yang dikoordinir Tante Ari ini berlangsung pukul 9 pagi ini diawali lari pagi keliling kampus yang jalannya melingkar ini.

Tante Ari, pagi² jam setengah tujuh udah lapor lewat SMS, "mau lari duluan," katanya. Kami baru tiba di kampus UI yang dipenuhi para pengunjung yang berolahraga atau berekreasi. Tiba di akses jalan belakang UI (Kukusan), deretan pedagang (orang bilang, "sogo jongkok") sudah memenuhi kiri-kanan jalan selebar enam meter itu. Ayahnya memutuskan parkir motor di sini saja, nggak usah dimasukkan ke kampus UI, sebab niat semula: berolahraga lari pagi.

Begitu berada di trotoar arah ke Metalurgi FT UI, Fay disuruh ayahnya berlari. Biasa berlari-lari di rumah (termasuk kalo kabur), Fay dengan senang hati berlari dengan cepatnya. Ayahnya mengikuti dari belakang, sambil menjaga jangan sampai dia menyimpang ke tengah karena banyak kendaraan lewat. Saya mulanya mengikuti keduanya sambil berlari, tapi karena tidak kuat, diteruskan berjalan kaki saja. Fay kuat juga larinya, meski sesekali berhenti. Bayangkan saja, dari akses pintu belakang kukusan (jalan paving block), Fay berlari sampai F-Psikologi. Berapa kilo ya?

Cape berlari, Fay beristirahat di halte Psikologi sambil makan burger, karena belum sarapan. Ayahnya ke minimarket Alfa Psikologi beli Aqua. Dari sana, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan santai.

Tiba di danau dekat Balairung, ternyata tante dan om MP belum muncul. Maklum saja, jam masih menunjukkan pukul 08.26. Sedangkan kami janjian ketemu tepat pukul 9. Melihat danau terhampar luas, Fay menarik-narik ayahnya ingin ke pinggir danau. Coba, apa yang ingin dilakukannya? Ya, berenang! Ia sudah siap-siap buka baju, dan ingin nyebur ke danau yang airnya dalam itu. Untunglah ayahnya memegangnya erat-erat, seraya mengatakan bahwa danau itu bukan tempat untuk berenang. (bersambung)

Thursday, March 17, 2005

Sit In Kedua, Agak Rewel

Fay hari ini masuk ke Ruhama (sit in) untuk kedua kalinya. Datang pagi-pagi (07.45), tapi tidak cukup pagi untuk ikut "kegiatan pagi". Setelah kegiatan pagi, rupanya hari ini ada olahraga. Fay nggak mau ikut olahraga. Jadinya, saya menemani Fay di kelas saja sampai pukul 10.00.

Setelah itu, ternyata tidak ada pelajaran, karena murid-murid melakukan latihan kesenian untuk persiapan pentas besok. Malah, ada casting pantomim segala. Mungkin, menunggu lama bikin Fay tidak nyaman. Jadinya ia agak rewel. Key board yang ada di kelas, dia mainin, dia pencet-pencet. Mungkin karena Fay tidak ikut terlibat kegiatan itu.

Kali ini, settingan bangku kelas --yang dipandu guru Pak Dodo dan Pak Udin-- sudah diubah lagi. Bangku dibikin dua kelompok, ihwan (laki-laki) dan ahwat (perempuan). Karena ternyata, setiap beberapa minggu sekali, tata-letak bangku diubah.

Siangnya, menu makan bersama adalah ikan, sop baso dan perkedel. Ikannya (mas?/mujair?) ternyata hasil tangkapan anak-anak sendiri di kolam. Alhamdulillah, karena saya yang mengambilkan sekaligus mengawasi, makan siang Fay habis.

Fay makan siang paling dulu dibanding yang lainnya. Pak Dodo sebelumnya minta izin pada kelas: "Teman-teman, gimana kalau Fay ngambil duluan makanan?" Setelah "negosiasi", barulah Fay boleh makan.

Ada seorang anak yang nanya, "kenapa Fay makan duluan?" Terus sama Pak Dodo dijawab, "Kan temen-temen tau, Fay butuh bantuan temen-temen seperti temen-temen bantu Iksan (juga "berkebutuhan khusus").

Monday, March 14, 2005

Ketemu Tante Tira

Ahad kemarin, saya, Fay dan ayahnya ketemu Tante Tira di Plaza Depok. Ternyata, tante Tira, yang waktu itu ditemani ayah dan bundanya, tinggi-langsing lho. Lebih tinggi dari ayahnya Fay! Tante Tira, yang mengenakan kemeja tangan panjang, jeans plus kerudung itu dengan ramah menyambut kami (katanya, dia bersama ayah-bundanya baru pulang dari pengajian). Dan... begitu ketemu, salaman, langsung menyodorkan bingkisan buat Fay. Wah makacih banyak Tante. Ternyata jauh-jauh hari, Tante Tira sudah menyediakan empat pasang kaos kaki warna-warni, sebuah boneka bebek lagi memakai ban pelampung yang lucu, dan satu cepuk penuh jepitan rambut aneka warna. Wah, saya kira ini bisa buat persediaan satu tahun!

Hanya saja, pas ketemuan ada yang meleset dari rencana semula. Awalnya, Tante Tira pengin ngobrol-ngobrol sambil minum di Kentucky Fried Chicken, biar nyaman. Ternyata, begitu ketemu, Fay lagi "kurang kooperatif". Dia langsung memaksa naik ke lantai 2 ke tempat "mandi bola". Yah, terpaksa kita ngobrol sambil duduk mengamati Fay yang asyik naik-turun tangga dan bermain dengan puluhan bola kecil. Maaf Tante Tira, kalau Fay, pada pertemuan pertama ini malah cuek saja. Juga, kami nggak sempat titip salam buat ayah-bundanya. Sehabis ngobrol sekitar sejam, Tante Tira pamitan karena ada urusan lain. Selain itu, esoknya Tante Tira harus istirahat karena Selasa harus pulang kembali ke Jerman. Selamat jalan ya Tante, semoga selamat di perjalanan. :)

Sebelum pamitan, kami sempat berfoto bersama di dekat tempat mandi bola (fotonya belum bisa di upload, karena nanti dikirim Tante Tira via email). Pagi harinya (Senin, 14/3), Fay berangkat sekolah memakai kaos kaki dari Tante Tira. Ia yang memilih sendiri kaos kaki setrip-setrip ungu-pink, dan dipakainya sendiri. Saya juga memakaikan ikat rambut di dua kucir rambut Fay. Lucu deh.

Thursday, March 10, 2005

Serba-Beda, Tapi Menyenangkan

Laporan dari sit in Fay di SD Ruhama, nih. :D

Dari pagi, pukul 08.00 sampai 12.00, Fay ikut serta belajar di kelas satu SD Islam Terpadu Ruhama, yang berlokasi di Perumahan Jatijajar, Cimanggis, Depok. Ternyata segalanya serba-berbeda, tapi menyenangkan bagi Fay. Saya melihat sendiri, bagaimana Fay bisa berinteraksi dengan kelas yang dirancang jauh dari kesan "angker" itu.

Mau tau ceritanya?

Di kelas yang diajar Pak Ridwan dan asistennya, Bu Rini, itu ada 20 bangku. Uniknya, bangku itu disusun sedemikian rupa, dirapatkan, sehingga terkumpul di tengah. Di depan belakang-kiri-kanan, ada celah untuk anak-anak bermain. Bermain?

Ya, persisnya di SD itu diterapkan bermain sambil belajar. Atau belajar sambil bermain? Sama aja. Yang jelas, suasana belajar-mengajar, jauh dari kesan "angker" sebagaimana dialami di SD-SD "konvensional".

Tau nggak, celah/gang di sekeliling bangku yang dirapatkan itu bisa dipakai untuk berlari-lari anak². Malah, ada acara naik kursi dan meja segala. Tentu saja disuruh gurunya. Di sekolah biasa? Jangan harap deh. :P Anak-anak juga boleh berkomentar, boleh nyeletuk saat guru menerangkan. Pak Ridwan juga menerangkan dengan gaya anak muda (belakangan diketahui, ternyata umur guru itu "baru" 25 tahun. :)

Tapi Fay, nggak seperti anak² lainnya, tampaknya ketakutan ketika disuruh meloncat dari bangku ke lantai. Padahal, di rumah jauh dari kesan itu. Apa saja bisa dipanjatnya. Akhirnya, Fay turun dengan cara aman: turun sambil duduk. Hehehe.

Setengah jam sebelum pelajaran dimulai, sebenarnya ada acara pagi. Tapi Fay belum diikutsertakan. Ia senang sekali bermain di kelas yang baru dibangun; sebuah bangunan kayu berlantai dua di tengah halaman. Masing-masing lantai ditempati dua kelas. Meski Fay sebagai anak baru, main masuk ke kelas orang, Ibu/Bapak gurunya sama sekali tidak marah. Malah tersenyum. Luar biasa.

Begitu pelajaran dimulai, Pak Ridwan secara terbuka menerangkan pada anak² tentang Fay. "Maaf temen², Fay begini, begini, begini, gitu. Tapi ini rahasia kecil kita. Jangan diberitahukan pada yang lain di luar kelas ini," ujar Pak Ridwan.

Apa pun yang Fay lakukan, tapi ternyata tidak sama dengan anak² lainnya, anak² diminta permaklumannya oleh Pak Guru. Misalnya, Fay ngambil nasi makan siang kebanyakan. Akibatnya, nasinya tidak dihabiskan. Padahal, yang lainnya habis. Pak Guru juga minta permakluman.

Katanya, "ini teman2, maaf Fay ini ngambil kebanyakan, jadi tidak habis. Karena baru pertama kali."

Saat pelajaran matematika, Pak Ridwan ngasih soal tambah-tambahan. Dan surprise-nya, Fay bisa mengerjakan dengan cepat. Jadi, ia boleh bermain, sementara menunggu yang lainnya selesai. Yang mengejutkan lagi, Fay mau diajak main lempar-lemparan bola oleh anak laki-laki. Uniknya, kegiatan itu boleh dilakukan dalam kelas, asal tidak terlalu keras melemparnya.

Tapi pas pelajaran lain, Fay ternyata tidak bisa mengerjakannya. Jadinya, ia melakukan hobinya: menggambar.

Hari itu, ternyata Kepala Sekolah, Pak Tatang berulang tahun. Anak-anak berbondong-bondong mengucapkan selamat. Ternyata, usia pak Kepsek baru 28. Masih muda ya? :D

Ini baru hari pertama. Menurut Bu Leni, minggu depan Fay sit in lagi, dan mulai ikut kegiatan pagi (sebelum pelajaran). Mudah²an Fay semakin bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya.

Sit In di Ruhama

Hari ini, Fay sit in selama sehari di SD Islam Terpadu Ruhama --sekolah yang mau Fay masuki tahun ajaran baru ini. Sebenarnya Fay sudah mendaftar ke SD itu tahun lalu, tapi belum bisa diterima sebelum dilakukan terapi. Karena itu, setahun terakhir ini Fay diterapi oleh Bu Leni, sekalian "dititipkan" bersekolah di SDN Sasak Panjang 01. Bu Leni pula yang mencoba memasukkan Fay (sit in) selama sehari penuh ke kelas satu di sana, tentu saja saya dampingi. Mudah²an Fay bisa mengikutinya dengan baik.

O ya, Fay kemarin dapat hadiah ulang tahun dari temen kuliah saya, Natalia Noor Damayanti, yang biasa dipanggil Nath atau Schent. Tante yang tinggal di Bandung itu ternyata ingat tanggal ultah Fay. Makasih ya Uwak Nath (begitu ia minta dipanggil). Bilangnya sih dia mau ngasih abon buatan kakaknya --yang terkenal lezat. Ternyata dalam paket yang dikirimkan lewat kantor ayahnya itu, ada baju kaos lengan panjang pink dan pasangannya, celana panjang jeans. Sekali lagi, terima kasih banyak ya Uwak Nath.

Sayang, Uwak Nath tidak punya situs pribadi maupun blog. Jadi tidak bisa dilink di sini. Maaf juga, foto baju & celana panjangnya belum bisa ditampilkan. :D

Ini pas foto Fay waktu masih di TK Baitussalam. Ayahnya yang moto, pake kamera digital, dengan latar belakang seadanya: pintu kamar! :D

Fay waktu TK (tianarief)

Tuesday, March 08, 2005

Minta Motor

Suatu malam, saat Fay lagi ngantuk-ngantuknya sebelum tidur, tiba-tiba dia bilang "Fay mau motor" (dengan ejaan yang kurang jelas, karena belum bisa melafalkan huruf "r"). Terus saya tanya, moto? Dia mengejanya, M-O-T-O-R. Ooh, saya baru nyadar, Fay pasti berharap kedatangan ayahnya. Biasanya, ayahnya pulang dari kantor malam-malam.

Ternyata, sebagaimana dikatakan Donna Williams --penderita autisme yang kini sudah dewasa-- dalam bukunya, dirinya dulu merepresentasikan orang-orang yang dicintainya dengan barang-barang yang biasa digunakan orang itu. Saya jadi ingat itu. Kedatangan ayah di rumah kan selalu ditandai suara motor yang dikendarainya. Jadi, kalau Fay minta motor, berarti dia menginginkan ayahnya!

O ya, ini pas foto Fay terbaru, yang dibuat untuk rapornya. Saat pemotretan, Fay mendapat urutan pertama. Bu Guru mengerti betul, kalau Fay tak bisa disuruh menunggu lama-lama.

Fay 2005 (Ist)

Thursday, March 03, 2005

Hadiah Tak Disangka

Siang ini, Fay mendapat kado istimewa --dua buku cerita anak²-- dari seorang teman istimewa: Om Mase, yang kebetulan tanggal lahirnya sama persis dengan Fay, 26 Februari. "Semoga bingkisan dari seseorang yang rentang usianya terpaut jauh dari Fay ini dapat bermanfaat..." Begitu katanya.

Terima kasih banyak, Om. Semoga kebaikannya mendapat balasan setimpal dari Allah SWT. Amin.

Tuesday, March 01, 2005

Syuting di UI

Fay dan saya tadi siang syuting di Studio Studi Penyiaran Jurusan Komunikasi Fisip UI, Depok. Sebagaimana syuting sebelumnya dengan TV7, saya diwawancarai seputar pengalaman membesarkan seorang anak autis. Fay, juga seperti syuting sebelumnya, tak mau diam. Dikasih kertas dan spidol, ia asyik menggambar. Tapi berulang kali, dia menginterupsi syuting wawancara, karena meminta krayon warna-warna tertentu yang dia perlukan.

"Nggak apa-apa, biar alami," kata dosen pembimbing kelompok mahasiswa D-3 yang melakukan syuting itu. Dia berkomentar, "Fay lincah ya?" *baru tau dia :P*

Sebagian mahasiswa yang sedang menyelesaikan tugas akhir mereka --yang saya tahu-- masing-masing Wenny, Vivi, Fiona, Gusti dan Ratih. Semuanya cewek.

Tante-tante muda ini sejak pagi sudah stand by di tempat terapi Fay, di Depok Lama. Seusai terapi pukul 12 siang, kami dibawa mereka pakai Avanza ke tempat syuting di kampus yang sejuk dan asri itu.

Ternyata, UI punya studio yang bagus sekali. Karena masalah teknis, take dilakukan berulang-ulang, hingga memakan waktu berjam-jam. Saya memaklumi mereka, karena ini tugas akhir mereka, dan mereka ini berlangsung sesempurna mungkin.

O ya, sebenarnya syuting hari ini nyaris saya batalkan. Soalnya Fay panas dan demam semalam, dan paginya muntah-muntah. Sebelum pergi ke dokter, ayahnya sempat meng-SMS tempat terapi sekaligus tante-tante mahasiswa itu, bahwa Fay mendadak sakit.

Tapi alhamdulillah. Setelah diperiksa dokter, dan dikatakan Fay menderita flu dan masuk angin, serta diberi obat, saya memberanikan diri membawa Fay ke tempat terapi. Alhamdulillah, terapi berjalan lancar, demikian pula syuting.

Pukul 5 sore, kami tiba di rumah, diantar mahasiswa menggunakan mobilnya. Mereka janji akan memberi saya VCD hasil syuting tadi siang, untuk disaksikan kembali di rumah. :)