Amazing Fay

Catatan Harian Fairuz Khairunnisa'

Thursday, December 29, 2005

SBY-JK

Fay senang sekali melontarkan kata SBY-JK. Tapi dalam konteks berbeda. Entah kenapa, setiap mendengar suara motor Ayah di malam hari (Ayah pulangnya malam), meski sudah sangat ngantuk, Fay selalu berujar: "SBY-JK!"

Ini baru dilakukannya beberapa minggu terakhir. Kita hanya bisa mengira-ngira, karena Fay belum bisa ditanya.

* * *

Belakangan ini, Fay juga suka membaca majalah (Gatra). Bukan cuma judul (headline)-nya, tapi juga isi beritanya. Hanya saja, dia membaca secara acak. Bisa dari awal, bisa dari tengah, atau di mana saja. Maklum, dia belum ngerti makna kata-kata (kecuali beberapa yang sudah diajarkan).

Tapi setiap vocab yang sudah dibacanya, akan diingat atau disimpan. Waktu nulis-nulis, tiba-tiba vocab yang sulit-sulit, seperti "restrukturisasi perbankan" dan sejenisnya, akan keluar. Tapi dalam kalimat yang tidak berkaitan satu dengan yang lainnya. :D

Tuesday, December 27, 2005

Kita ke Yogya!

Sejak Sabtu lalu (24/12), Fay sudah merengek-rengek minta ke Yogya. Yang dimaksudnya tentu saja bukan kota Yogyakarta, melainkan Mal Yogya di Cimanggu, Bogor. Rumah kami memang letaknya antara Jakarta dan Bogor. Jadi bisa ke sana-ke sini, meski jaraknya nggak bisa dibilang dekat (1 jam perjalanan dengan sepeda motor).

Karena Fay mau ujian hari Seninnya, kami tak meluluskan permintaannya. Tapi di rumah, boro-boro mau belajar, Fay malah asik dengan laptop yang dibawa ayahnya dari kantor (padahal ayahnya perlu bekerja dengan laptop itu).

Esok siangnya, Fay kembali minta ke Yogya. "Kita ke Yogya!" katanya berulang-ulang pada Ayah dan Ibu. Juga dengan tambahan, "Sama Ayah!" Memang baru vocab itulah yang dikuasai Fay. Akhirnya setelah kami pikir-pikir, daripada setelah sore Fay mendesak pergi ke Yogya, lebih baik siang ini saja ke sana. Tapi sebisa mungkin, kami harus menghemat pengeluaran saat "tanggung bulan" ini. :D

Di Mal Yogya, Fay minta ke bagian permainan "mandi bola". Ternyata di sana Fay terbilang "paling senior", karena rata-rata anak yang bermain di arena itu seumuran anak play group, atau paling banter, TK. Tapi entah kenapa, Fay masih saja suka permainan itu. Mungkin melihat karpet yang terbuat dari puzzle dengan aneka warna, gambar, dan pola.

Puas mandi bola, Fay --seperti sudah jadi "ritual"-- minta mampir ke McD. Ia makan burger, susu Milo, dan kentang goreng. Semuanya dibayar dari uang Fay sendiri, karena memang ini acaranya Fay. :P

Friday, December 23, 2005

Tek Kotek Kotek Bangun

Membangunkan Fay di pagi hari tidaklah sulit. Biasanya Fay terbangun oleh suara-suara yang tidak disukainya, seperti kalau dinyanyikan lagu "Tek Kotek".

"Tek kotek kotek kotek
anak ayam berkotek
anak ayam turun sepuluh
mati satu tinggal sembilan.

Tek kotek kotek kotek..."

Mendengar lagu itu, meski dari tidur nyenyak, Fay langsung menutup telinganya, lalu terbangun. Bahkan tadi pagi, Fay langsung beranjak dari tempat tidur lalu duduk di ruang tengah. Kalau dibangunkan cara biasa? Wah, nggak janji deh! :D

Wednesday, December 21, 2005

Mengganggu

Vocabulary Fay belum banyak. Kebanyakan seputar keinginan dan keperluannya. Misalnya, Ayah/Ibu, Fay mau... Tapi belakangan ini, vocabnya nambah lagi, meski hanya satu-dua kata. Di antaranya kata "mengganggu", "tidak sekolah", dan "sama ayah".

Waktu di sekolah, Fay, tanpa disangka-sangka bisa menyampaikan keinginannya secara verbal. Fay ternyata mampu menangkal ulah seorang temannya (cowok), yang menggoda Fay dengan cara menarik-narik atau mengikuti ke mana pun Fay pergi. Fay bilang, "mengganggu, mengganggu". Sampai si anak cowok itu tidak menggoda lagi.

Tapi ternyata ada kelanjutannya. "Tidak sekolah," katanya. Lho? Bu Tika, guru bantunya, hanya tertawa mendengar ulah Fay. Memang, kata "tidak sekolah" ini menjadi kata kunci (password) manakala Fay males sekolah.

Selain itu, kata favoritnya adalah, "ke rumah sakit", "ke dokter Ika". Rumah sakit (RSCM) atau dokter bukanlah kata menyeramkan bagi Fay. Pasalnya, kalau lagi konsul ke dokter Ika di RSCM, Fay cenderung dibolehkan membeli apa yang diinginkannya, seperti majalah, tabloid, atau bahkan boneka. Bukan apa-apa. Kami juga memaklumi, Fay perlu "hiburan" selama menunggu giliran masuk ruang praktek dokter bisa berjam-jam.

Jadi baginya, rumah sakit dan dokter artinya boleh jajan dan belanja-belanja.

Monday, December 19, 2005

Belum Ngerti Pengurangan

Tadi pagi Fay di sekolahnya mendapat latihan (try-out) ujian semester. Mata pelajarannya matematika. Kisi-kisinya seputar penjumlahan, pengurangan, membandingkan, dan soal cerita.

Soal penjumlahan, Fay tidak diragukan lagi. Ia bisa mengerjakan soal-soal penjumlahan sampai angka 20.

Yang jadi masalah, Fay belum menguasai pengurangan, membandingkan, apalagi soal cerita --yang membutuhkan pemahaman dan pengertian, sebelum mengerjakan soal hitung-hitungannya.

Mudah-mudahan, waktu yang tersisa, sebelum menginjak ujian yang sebenarnya, bisa digunakan untuk melatih Fay. Kami percaya, Fay, yang susah dalam berkomunikasi, memiliki kelebihan dalam hal lainnya. Amin.

Friday, December 16, 2005

Menghitung Pakai Bahasa Inggris

Entah bisa dari mana --mungkin diajarkan di sekolah-- Fay tiba-tiba menulis penjumlahan angka dalam Bahasa Inggris. Seperti "three and two and four is nine" (tiga tambah dua tambah empat sama dengan sembilan).

Lalu, mengetahui Fay sudah tau angka-angka dalam Bahasa Inggris, Ayah mencoba mengetesnya. "Two and three is?" *mikir dulu* "Five," katanya. "Six and three is?" *mikir lagi* "Nine!" serunya. Wah, benar juga.

Akhirnya kami menyimpulkan, untuk mempelajari sesuatu sebenarnya Fay tidak mengalami kesulitan. Kamus Bahasa Inggris untuk anak-anak yang banyak dihiasi gambar, tampaknya sudah dipelajarinya. Kemampuan dia memahami sesuatu yang menurut kita rumit untuk anak seusianya, tampaknya bisa dilaluinya.

Yang jadi masalah adalah komunikasinya. Kalau ada maunya, dan kami tidak mengerti, dia akan marah-marah. Begitu pula kalau keinginannya tidak bisa dikabulkan.

Tuesday, December 13, 2005

Ritual Kuda Lumping

Seperti sudah berlangsung beberapa minggu terakhir, sekolah Fay, SDIT memberlakukan upacara penyambutan bagi murid (yang diistilahkan para guru dengan sebutan "teman-teman kecil), begitu sampai di gerbang sekolah.

Hari ini, tema "ritual" penyambutan itu adalah budaya Betawi. Tiga bapak guru (salah satunya, wali kelasnya Fay, Pak Udin), mengenakan pakaian ala Betawi, lengkap dengan sabuk lebarnya, diiringi lagu Benyamin S berirama gambang kromong lewat kaset.

Uniknya, seorang guru membawa kuda lumping (jaran kepang). Sambil memain-mainkan kuda lumping dengan cueknya, sementara yang lainnya berpencak ala Betawi, para bapak guru itu menyapa teman-teman kecilnya dengan salam; "assalamu'alaikum". Tampak pula, dua ibu guru berdiri memberikan sambutan. :)

Jam 3 Pagi, Gitu Loh!

Tadi pagi, Fay bangun kepagian, bahkan kelewat pagi. Bayangkan saja, jam 3 lebih seperempat, Fay sudah bangun dari tempat tidur. Entah kenapa. Ia lalu ke ruang tengah, mengambil majalah Gatra edisi terbaru --yang baru dilihatnya. Lalu, seperti "ritual" di pagi hari, Fay menyalakan televisi.

Begitu menyalakan televisi, yang muncul adalah "semut-semut" bergemuruh. Ya jelas saja. Stasiun televisi sekarang kan nggak ada lagi yang siaran sampai dini hari. Maklum, menuruti imbauan Pak Wapres agar turut berhemat energi listrik.

Tapi Fay tidak mengerti dan tidak mau mengerti. Meski Ayah sudah menjelaskan dengan bahasa yang dipahaminya, Fay tetap memaksa. Jadinya tantrum deh. Setelah 10 menitan ngotot-ngototan, akhirnya Fay kami suruh tidur kembali. Kalau nggak, bisa-bisa di sekolah, pagi harinya, Fay diserang kantuk.

Akhirnya, meski kelihatan tak rela, Fay mau juga beranjak ke tempat tidur. Meski hingga pukul 04.30, atau saatnya shalat subuh, Fay tak kunjung memejamkan mata.

Tak Suka Label

Beberapa waktu lalu, Fay menunjukkan bahwa dia tak suka label-label di baju dan pakaiannya. Dengan berbekal gunting (dan tanpa saya ketahui), dia mengguntingi label-label merek atau asesoris di baju kaos, blus, baju muslimah untuk sekolah, dan jilbabnya!

Hasilnya beberapa baju koyak, kerudungnya pun bolong berbentuk segi empat, persis seukuran label yang tidak dikehendakinya. Fay, Fay, kenapa tidak bilang Ibu sih. Kan bisa dibantu dicopoti dengan silet atau cutter dengan rapi. :(

Monday, December 12, 2005

Makan Buah Blender

Fay makan buah diblenderkan Ibu, itu sudah biasa. Tapi semalam, saat kami sama sekali tak menyangka Fay minta buah mangga, tiba-tiba Fay mengambil blender sendiri. Padahal, mangga yang kami makan tinggal dua potong kecil (dadu).

Akhirnya Ayah berinisiatif mencampurnya dengan beberapa potong pepaya. Setelah jadi segelas pepaya-mangga blender, Fay pun menikmati suapan demi suapan yang disodorkan Ibu.

Memang, Fay belum bisa makan buah secara langsung. Kecuali pisang jenis tertentu, jeruk yang benar-benar manis, dan ... es buah! Ya, kapan-kapan, Fay mau dibelikan lagi Es Buah khas Cirebon. Biar mau makan buah yang dipotong-potong besar itu secara langsung (bukan diblender seperti bayi). :D

Menulis, Mencubit

Ada dua kebiasaan Fay belakangan ini: menulis di segala permukaan dan mencubiti diri sendiri. Kebiasaan pertama ini cukup memusingkan. Sebab, semua permukaan, tak cuma kertas, melainkan dinding, pintu, lantai, buku, majalah, sepatu, selop, bahkan badan Fay sendiri, ditulisi pakai ballpoint.

Akibatnya bisa ditebak. Semuanya jadi corat-coret. Dan pulpen pun nggak pernah awet, karena bolanya (di ujung pena) rusak. Selain itu, Ibu sampai nggak mau lagi pakai selop kulit yang sudah dicorat-coret.

* * *

Kalau kebiasaan mencoreti segala memusingkan, kebiasaan kedua lebih-lebih lagi; memprihatinkan. Sebab Fay suka mencubiti badannya sendiri, mulai dada, perut, tangan, dan sekarang ... pipi!

Entah apa sensasi yang dirasakan Fay dengan mencubit diri itu. Yang jelas, setiap dia kelihatan melakukannya, kami selalu melarangnya/memperingatkannya. Mudah-mudahan tak lama lagi dia bisa menghentikan kebiasaan ini.

Kenal Teknologi

Anak sekarang canggih-canggih. Ini bukan basa-basi. Sebab selain zamannya memang sudah maju (dibanding Ayah-Ibunya dulu), juga sudah teknologi mainded.

Fay hampir tiap akhir pekan minta bermain komputer. Hobinya menulis di word processor. Sementara ini masih tulis-menulis. Lain kali, kalau sudah terkoneksi Internet, Ayah bakal mengajarinya cara cara meng-klik dengan mouse. Soalnya bagi yang nggak biasa, pegang mouse ini selicin pegang tikus beneran. :P

* * *

Baca ayat-ayat Qur'an juz amma --yang biasanya dibacakan satu per satu oleh ayahnya--sebelum tidur, sekarang bisa digantikan dengan kaset juz amma, menggunakan Walkman. Waktu dicoba semalam, ternyata Fay senang sekali mendengar surat-surat pendek yang dibacakan dengan tartil oleh qori anak-anak itu.

Setelah mendengar separuh kaset (terbatas pada surat-surat yang Fay kenal saja), Fay pun mau tidur. Jadi, dengan teknologi, Fay pun bisa dinina bobokan. :D

Mogok Sekolah, Ingin ke Mal

Jumat pekan lalu, Fay sempat mogok sekolah. Ia menolak dipakaikan baju untuk sekolah, tapi milih baju harian sendiri. Akhirnya, dengan paksaan, Fay mau juga dipakaikan baju dan membonceng Ayah ke sekolah.

Ternyata, di perempatan Hek (Pertanian) --seperti biasa-- Fay minta belok kiri (ke arah Kota Depok), padahal seharusnya lurus ke arah Cimanggis. Terjadi lagi pas di pertigaan Kota Kembang Depok. Fay minta lurus ke arah Jalan Margonda tempat Plaza Depok berada. Ya! Fay ingin ke mal saat jam sekolah.

Tapi Ayah tak menuruti permintaannya. Dengan janji, boleh ke mal, tapi waktu libur sekolah (Sabtu dan Minggu). Di sekolah Fay tidak terlalu semangat. Malah, sempat menangis (tanpa sebab, atau tepatnya, tidak diketahui sebabnya) segala.

* * *

Hari Sabtu, kami pun bersiap-siap ke mal di Depok, sesuai permintaan Fay. Ternyata, di gerbang komplek Fay minta belok kanan, bukan kiri, seperti seharusnya. Ayah menuruti aja. Toh hari ini harinya Fay. :P

Setelah terus diikuti hingga Danau Tonjong, Ayah bisa menebak, Fay ingin ke Mal Yogya di Cimanggu, Bogor. Fay tampak senang sekali dibawa ke mal.

Tapi, waktu di supermarket, Fay malah minta pernak-pernik untuk ulang tahun, seperti topi, balon, name tag, bahkan lilin angka 8. Biar dia ngotot, kami nggak bisa meluluskan permintaannya. Sebab, ulang tahunnya baru Februari 2006 nanti.

Thursday, December 08, 2005

Ritual Penyambutan, Setiap Hari

Sekolah Fay ternyata menerapkan "ritual penyambutan" bagi para murid. Acara penyambutan menjelang masuk, pukul 07.00-07.30 itu, menurut Pak Udin (guru Fay), mengambil tema berbeda-beda, dilakukan oleh lima guru. Lengkap dengan musik latar. Malah, kemarin musiknya pake lagu-lagu Jawa. Lalu hari ini, pake lagu pop melankolis.

Misalnya kemarin, temanya tentang hotel. Pak Udin mengenakan pakaian ala manajer hotel: kemeja putih, celana panjang biru, plus dasi biru. Sedangkan seorang guru lainnya, mengenakan stelan jas.

Lalu, hari ini, lima bapak guru dan dua ibu guru melakukan ritual penyambutan bertema petani. Dua bapak guru, yang mengenakan kostum ala petani, lengkap dengan cangkul dan topi capingnya, berakting seolah-olah sedang mencangkul sawah. Sedangkan dua lainnya membawa kemoceng (bulu ayam), sambil "bersih-bersih".

Saat Fay, yang dibonceng Ayah, begitu tiba di depan gerbang sekolah, langsung disambut. Seorang bapak guru yang membawa megafon (pengeras suara), langsung menyapa dengan sapaan gaul: "Fay gitu loh!" Ah, ada-ada aja. :P

Menyebutkan Bagian Tubuh

Fay belajar menyebutkan bagian-bagian tubuh. Sebenarnya mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki, Fay sudah hapal. Tapi, kali ini Fay memodifikasi sendiri.

Waktu terapi, Bu Kiki -terapisnya- menyuruh Fay menyebutkan bagian-bagian tubuh manusia, Fay menyebut tangan kanan, tangan kiri, mata kanan, telinga kiri, dada kanan. Tidak salah sih, tapi Bu Kiki sampai tertawa terpingkal-pingkal.

Malah, sebelumnya Fay meminta Ayah menuliskan nama bagian-bagian tubuh itu di samping sketsa gambar manusia, dengan menyebut "mulut kanan", leher kanan, dll." Biar Ayah sudah mengoreksinya, bahwa mulut dan leher cuma satu, jadi tidak ada kanan-kiri, Fay tetap saja ngotot dengan pendapatnya. Memang, mempertahankan pendapat itu bagus. Tapi, mulut kanan??? Plis deh ah!

Menamai Benda-benda di Rumah

Selamat berjumpa kembali dengan Fay, setelah sekian lama hiatus. :)

Fay di sekolah sudah belajar Bahasa Arab, selain Bahasa Inggris. Ia sudah belajar nama-nama benda, dalam Bahasa Arab dan Bahasa Inggris.

Belum lama ini, Fay sibuk menulis sesuatu di stiker label nama.

Ternyata, apa yang dilakukannya???

Pintu depan ditempelinya label bertuliskan kata babun", Bahasa Arab, yang berarti "pintu". Lalu, sakfun (atap) ditempel di langit-langit (meminta tolong Ibu), baitun (rumah) di pagar besi depan, jidaarun (tembok) di cermin kamar (lho?), mat bahun (dapur) di meja kompor, dan hilatun (lantai) di lantai kamar tidur.

Kami cuma tertawa saja melihat ulahnya. :))