Amazing Fay

Catatan Harian Fairuz Khairunnisa'

Tuesday, March 29, 2011

Dilatih Motong Rambut

Sampai sekarang, Fay kami hindarkan dari benda-benda pemotong (gunting, pisau, cutter, silet, dll). Pasalnya, Fay senang sekali memotong rambutnya sendiri. Entah kenapa. Fay sepertinya terobsesi tidak memiliki rambut sama sekali alias gundul.

Tanpa alat pemotong pun, Fay sering mencoba mencabut rambutnya; dengan tangan kosong maupun dengan sisir. Tampaknya dia senang sekali melihat rambut yang baru terpotong. *Apa mungkin ini penyebabnya?*

Nah, di RTC (Ruhama Treatment Center), salah satu bagian dari sekolah Fay yang dikhususkan untuk shelter bagi anak-anak berkebutuhan khusus (ABK), Fay justru diajari menggunting rambut.

Yang menjadi "korbannya" guru pendamping (shadow teacher) laki-laki, yang secara sukarela mau digunting rambutnya. Kata Bu Diana (guru pendamping Fay), memang dia berniat memotong rambutnya yang sudah panjang.

Tentu saja, jalannya pemotongan rambut diawasi betul, agar tidak salah potong. Lihat di foto, bagaimana Pak Guru "mengamankan" telinganya sendiri, biar tidak kenapa-kenapa.

Mau jadi hair stylish, Fay? :P

Kami kira itu terlalu berbahaya, karena Fay belum terlalu memahami bahaya dan sebab-akibat. Berbahaya itu bagi orang yang digunting rambutnya, tentu saja. :)

Foto-foto: Bu Rahmi

Thursday, March 17, 2011

Kue Ultah Fay

Beberapa hari terakhir ini, setiap pulang sekolah, Fay asik di depan laptop. Rupanya dia tengah menggambar sesuatu, menggunakan program Paint Brush. Setelah aku perhatikan, ternyata gambar kue ulang tahun.

Memang, Fay baru saja berulang tahun (tapi tidak dirayakan). Rupanya, dia ingin "merayakan" dengan caranya sendiri; membuat gambar kue ulang tahun tiga tingkat yang meriah, dengan berbagai ornamen, plus lilin-lilin yang menyala.

Hasilnya seperti ini:

Kecil


Besar

Dari mana atau dari siapa Fay belajar cara menggambar seperti ini? Tidak dari siapa pun. Dia menguliknya sendiri.

Thursday, March 03, 2011

Panggilan dari Kebon Maen



Kemarin hapeku berdering. Dari seberang sana mengabarkan, kalau Fay dipanggil untuk diobservasi, untuk proses masuk ke SMP Kebon Maen. Observasi oleh seorang psikolog itu, merupakan syarat untuk masuk ke sekolah komunitas yang terdiri dari TK, SD, dan SMP itu.

Akhir tahun lalu, kami memang mendaftarkan Fay agar bisa bersekolah di SMP Kebon Maen. Meski tahun ajarannya baru di pertengahan 2011, kami sengaja "inden" agar Fay mendapatkan tempat.

Mudah-mudahan saja, Fay --satu-satunya anak ABK (special needs)-- di angkatannya, bisa masuk ke Kebon Maen, dan senang bersekolah di sana.

Sesuai namanya, Sekolah Komunitas Kebon Maen, yang berlokasi di Perumahan Griya Telaga Asri, Jalan Raya Bogor KM 41, Kabupaten Bogor (di dekat perbatasan Kota Depok) itu, merupakan sekolah kebun dengan kelas terbuka; di bawah pohon rindang, dan juga di seputar perumahan.

Aku amati, kegiatan belajar mengajar lebih banyak dilakukan di luar ruangan (outdoor). Saat menerima pelajaran, anak-anak tampak ceria, karena guru menyampaikannya tidak secara formal (mis. guru mengajar, sedangkan murid mendengarkan sambil duduk tegak --sebagaimana sekolah biasa), melainkan sambil bermain.

Menurut blog Sekolah Komunitas Kebon Maen, sekolah komunitas ini merupakan "Sebuah sekolah dengan menonjolkan hubungan antara anggota komunitas (guru, orangtua, yayasan dan pengelola) untuk berjalan dengan kadar yang dimilikinya idealis dan realistis."

Foto: gedung kayu, kantor Sekolah Kebon Maen [Facebook Kebon Maen]

Wednesday, March 02, 2011

Fay dan Ibu, 26 Feb 11

Tepat di usia 13 tahun, Fay, Ibu, dan Ayah bersiap-siap ke SDIT Ruhama. Bukan untuk merayakan ulang tahun di sekolah Fay itu, melainkan untuk menghadiri pertemuan tiga bulanan para orangtua ABK (anak berkebutuhan khusus).
Cerita tentang isi pertemuan bisa dibaca di sini.



Labels: ,