Amazing Fay

Catatan Harian Fairuz Khairunnisa'

Wednesday, May 31, 2006

Gema Yogya di Ruhama

Pagi tadi, waktu Fay tiba di sekolah, ternyata Ibu dan Bapak Guru tengah menggalang sumbangan untuk korban gempa di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Ya sumbangan alakadarnya dari uang jajan anak-anak. Tujuannya, biar anak-anak bisa berempati pada saudara-saudara yang tengah mengalami musibah.

Tampak, Bu Guru memegang kardus bertuliskan "Untuk Yogya". Di depannya, ada keranjang plastik yang sudah penuh berisi uang ribuan rupiah. Sedangkan di dekatnya, ada Pak Oki yang tangannya dibalut kain sambil memegang tongkat. Tentu saja ini akting belaka, biar anak-anak lebih menghayati, bagaimana penderitaan saudara-saudara kita di sana.

Mudah-mudahan saudara-saudara kita di Yogya dan Klaten saya sedikit terhibur dengan antusiasnya relawan dari dalam dan luar negeri membantu pemulihan mereka dan renovasi huniannya yang porak-poranda diguncang gempa.

Wednesday, May 17, 2006

Ultah = Kue Angka 9

Februari lalu, Fay berulang tahun ke-8. Belum lagi ganti tahun, Fay sudah minta lagi berulangtahun. Katanya, "Ulang tahun, minta lilin angka 9!"

Hahaha. Ada-ada saja Fay. Sudah dibilangin bahwa Fay ulang tahun lagi pada Februari tahun 2007, Fay masih belum ngerti juga.

Juga saat mendengar kata "ulang tahun" karena
Ayah berulang tahun hari ini, Fay nimbrung, "Ulang tahun, kue, lilin angka 9." =))

Monday, May 15, 2006

Kabur, Mengacak-acak

Bukan sekali ini saja Fay kabur. Setelah "menghilang" di sekolah, Sabtu lalu (13/5) Fay kabur ke warung belakang rumah. Rupanya, kunci rumah menempel, saat Ayah sedang bekerja di komputer, dan ibu lagi mengoperasikan mesin cuci di belakang.

Fay membuka kunci pintu dan pagar (lalu pintu depannya dikunci dari luar, dan kuncinya dibiarkan menempel), lalu lari.

Sekitar semenit kemudian, Ayah sempat kebingungan mencari Fay di seluruh ruangan, yang ternyata tak ditemukan!

Ayah mencoba keluar, tapi kunci pintu tak bisa dibuka dari dalam (ada kunci cadangan). Lalu, Ayah keluar lewat pintu samping, dan mulai mencari Fay.

Kemungkinan terbesar, Fay pergi ke warung belakang rumah. Dan ternyata benar! Ibu-ibu yang ada di sana langsung melapor pada Ayah bahwa Fay ada di warung.

Fay tampak sedang "menata" obat-obatan yang dipajang di etalase kecil. Bu Alip, pemilik warung yang juga tetangga dekat, sudah maklum dengan keadaan itu. Ia hanya bilang, "Biarin aja Pak, Fay masih betah di sini."

Tapi kami tidak enak membiarkan Fay mengacak-acak barang dagangannya. Akhirnya Fay bisa dipulangkan dengan cara "dievakuasi" oleh Ayah.

Tadi pagi, Ibu mendapati Bu Alif tengah menata kembali obat-obatan yang disimpan di etalase. Oh, kasian ya Bu Alif, harus repot kembali menata barang-barangnya.

Friday, May 12, 2006

"Like Father Like Daughter"

Fay suka sekali bermain komputer (PC). Selain mengetik-ngetikkan rangkaian kata di word atau exel (tidak disebut kalimat, karena kata-kata yang Fay ketikkan tak bermakna jika dirangkaikan satu dengan lainnya), Fay juga senang bereksperimen dengan teknologi yang satu ini.

Suatu waktu, Fay meminta Ayah menyalakan komputer untuknya. Tapi Ayah lupa membukakan program word untuknya (Fay belum mahir mengklik dengan mouse). Akhirnya, Fay mengetik-ngetik sembarangan di opening page Windows 98 komputer itu.

Entah bagaimana caranya Fay mengotak-atik komputer, tau-tau Ayah menemukan nama-nama program yang ada logonya di layar (seperti word, exel, coreldraw, dll) sudah berganti jadi merek-merek mobil! Ada Toyota Yaris, Daihatsu Xenia, Toyota Avanza, Honda Civic, Daihatsu Zebra, dll.

(Belakangan, Ayah baru ngeh, kalau Fay me-rename itu semua dengan cara mengklik F2, lalu mengetikkan nama baru/merek mobil). :D

Fay begitu fasih dengan merek-merek mobil keluaran terbaru, sebagaimana Ayahnya. :D Jadi, "like father, like daughter". Mungkin sudah besarnya ingin jadi penjual mobil, 'kali? :D

Panik Fay "Hilang"

Beberapa waktu lalu, Bu Tika (guru bantu Fay)dan Pak Udin (guru kelas Fay) sempat panik. Pasalnya, saat Fay dalam pengawasan mereka, Fay tiba-tiba menghilang.

Pak Udin nyari Fay di lingkungan sekolah. Sedangkan Bu Tika sampai ke kampung dekat sekolah segala.

Meski begitu, Bu Tika dan Pak Udin belum sampai melibatkan guru-guru lainnya. Mereka hanya bertanya tentang keberadaan Fay, atau paling tidak, pernah melihat Fay.

Meski setelah beberapa lama mencari Fay tak kunjung ditemukan, Pak Udin yakin, Fay masih berada di lingkungan sekolah.

Ternyata dugaan Pak Udin itu benar. Tak lama kemudian, Fay ditemukan di ruang Tata Usaha, sedang ngumpet di bawah mejanya Bu Ira (staf TU)!

Fay, Fay, ada-ada aja. Alhamdulillah, nggak sampai terjadi sesuatu pada Fay. :D

Wednesday, May 03, 2006

Bersama Kelas Arqom ke Planetarium

Fay, bersama teman-temannya dari Kelas 1 Arqom bin Abi Arqom, Ahad (30/4) bermain ke Planetarium Jakarta, di Kompleks Taman Ismail Marzuki, Cikini. Tentu saja, anak-anak itu didampingi wali kelas (Pak Udin) dan guru-guru lainnya. Fay pun didampingi guru bantunya, Bu Tika.

Sebagian orang tua murid juga turut mendampingi. Malah, acara ini digagas dan dipanitiai oleh ibu-ibu orangtua teman-teman Fay.

Dari sekolah, Fay dan teman-temannya, bersama para guru, naik bus tersendiri, yang dipinjam dari Departemen Kesehatan (salah seorang ortu ada yang bekerja di sini). Biar sekalian mendapat pengarahan selama perjalanan, katanya.

Sedangkan para orangtua, mengikutinya pakai empat mobil pribadi. Ayah dan Ibu, menumpang di mobil salah seorang teman Fay.

* * *

Di Planetarium, ternyata antrian pembelian tiket begitu panjang. Ibu-ibu panitia terpaksa mengantri lebih dari dua jam, untuk pertunjukan pukul 13.30, sampai rela melewatkan makan siangnya.

Setelah mendapatkan tiket, panitia harus antri lagi, sebelum pintu masuk menuju gedung pertunjukan dibuka. Anak-anak baru dimasukkan antrian sesaat sebelum pintu gedung pertunjukan dibuka, biar mereka nggak kegerahan harus ikut antri.

* * *

Gedung berkapasitas 320 tempat duduk itu, ternyata bentuknya bulat dengan kubah di atasnya sebagai layar. Maklumlah, pertunjukan yang dimaksud adalah pertunjukan simulasi bintang-bintang di langit beserta planet-planet di tatasurya kita, Bimasakti (selama ini Ayah menduga, kubah gedung Planetarium ini untuk peneropongan bintang seperti di Boscha, Lembang, Bandung. Ternyata, salah besar) :P

Ternyata, menyaksikan benda-benda langit ciptaan Allah sungguh mengasyikkan. Apalagi disertai narasi dari petugas, tentang apa dan bagaimana sifat dan karakteristik bintang/planet itu.

Sepanjang pertunjukan, Fay, yang duduk sebelah Ibu, tampak menikmati pertunjukan itu. Tak tampak rasa takut padanya, meski ruangan dalam keadaan gelap.

Mengertikah Fay? Entahlah. Mudah-mudahan dia akan mengerti, suatu saat.