Amazing Fay

Catatan Harian Fairuz Khairunnisa'

Monday, February 28, 2005

Tujuh Tahun, Tanpa Pesta

TAK ada makan-makan, tak ada undangan, tak ada pesta, apalagi hura-hura. "Hanya" ucapan tulus dari ibu dan ayah; Selamat Ulang Tahun buat putriku tercinta, Fairuz Khairunnisa. Bukannya tak sayang, bukan tak cinta. Tapi mengertilah, tanggal 26 Februari, ayah belum gajian. ;)

Tapi kado dua pasang baju --salah satunya baju & celana kaos bergambar "Dora"-- dari Amih dan Apih di Jakarta, satu set paket sehat anak-anak CNI dari Mamang, juga di Jakarta, sebuah boneka monyet dari Tante Desi di Majalaya, serta satu set "Balok Iqra" dari Ibu dan Ayah; adalah tanda cinta kasih kami buat cucu, keponakan dan ananda tersayang.

Fay, sekarang umurmu sudah tujuh tahun. Besar harapan kami, disertai iringan do'a, Fay semakin bertambah umur, semakin bertambah kemampuan akademis maupun sosialnya. Namun bagaimana pun, kami tetap sayang kamu. :)

Thursday, February 24, 2005

Menggambar Terus

Fay tiga hari terakhir ini kerjanya menggambar terus. Bahkan, begitu bangun tidur, dia langsung mengambil kertas A4 dan pensil/krayon. Awal hobinya ini, saat ayahnya membawa kertas-kertas bekas dari kantor (yang belakangnya masih kosong), lalu digambarinya dengan tokoh-tokoh kartun di film Doraemon.

Ternyata, Fay jadi keterusan (memang sifatnya, kalau sudah dimulai, enggan berhenti). Dia minta ayahnya menggambar, Fay memilihkan warnanya, dan ayahnya yang mewarnainya. Begitu juga saya, yang sehari-hari jadi "korbannya".

Ternyata tak selalu begitu. Fay juga sering menggambar dan mewarnai sendiri. "Tuh kan, karena saya mulai --biar cuma dibuatkan gambar, bahkan diwarnai sendiri-- akhirnya Fay jadi kreatif juga," seloroh ayahnya.

Gambar karya-karyanya? Mohon maaf, teman-teman Fay, belum bisa dipublikasi, karena Fay tak mau berpisah dengan gambar-gambarnya (untuk dibawa ke kantor ayahnya dan direpro di sana untuk dipublikasikan). Nunggu dia lengah. :D

Wednesday, February 23, 2005

Anti-Rokok vs Suka Rokok

Entah kenapa, Fay suka sekali melihat-lihat deretan rokok di toko maupun supermarket. Padahal, ayahnya sama sekali gak merokok, malah anti-rokok. Saya apalagi. Kakeknya, omnya, uwaknya; semua lingkungan terdekat Fay gak ada yang merokok (kecuali uwak yang jauh di Kalimantan)!

Mungkin dia senang melihat deretan teratur yang berwarna-warni dari kemasan rokok. Menurut dokter, anak autis memang senang dengan segala sesuatu yang berderet rapi.

Bukan itu saja. Fay juga suka menggambar kemasan rokok. Misalnya, di buku pelajaran Pendidikan Agama Islam-nya. Ia malah menggambar bungkus rokok "Kansas", yang ditulisnya sebagai "Kasas", lengkap dengan logonya. Juga di dus bekas gelas mug, yang ditulisi merek rokok "Marlboro" (dia tulis "Maloro), digambari logo khasnya (tapi runcingnya kelebihan satu), plus embel-embel "12 Sigaret Kretek".

Lucunya, dia ingat dengan peringatan pemerintah yang lazim dicantumkan dalam setiap kemasan rokok. Dia menulis: "Merokok dapat menyebebkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin". :P

Biasanya, anak meniru dari lingkungan terdekatnya (ayah-ibunya). Tapi Fay dari mana coba? Saya kira, dari iklan di televisi, majalah atau surat kabar.

Tuesday, February 22, 2005

Syuting Lagi ;)

Fay tadi siang disyut kamera lagi. Kali ini di tempat terapinya, di Depok II, selagi dia diterapi Bu Kiki. Saat syuting, Fay sadar kamera. Matanya berulang kali melihat ke arah kamera. "Fay ternyata sudah ngeh pada kamera ya?" kata sang kamerawati, seorang mahasiswa UI jurusan Penyiaran, yang menggunakan handycam.

Mahasiswa? Ya. Sekarang Fay memang bukan lagi disyuting televisi swasta, melainkan sejumlah mahasiswa yang lagi menggarap tugas akhirnya, dengan menampilkan para penderita autis dan suasana terapi. Saya juga turut diwawancarai seputar awal mula Fay diketahui autis.

Syuting ini belum selesai. Sebab minggu depan insya Allah akan ada lagi syuting. Nanti direncanakan syutingnya di studio mereka di kampus Fisip UI Depok.

"Nanti menggunakan kamera besar yang canggih," katanya.

Seusai terapi dan syuting, kami diantar empat mahasiswi itu menggunakan sedan sampai ke depan kompleks. Sebab Fay harus makan siang dulu, untuk kemudian melanjutkan perjalanan pulang pakai Angkot. :)

Sunday, February 20, 2005

Renang Lagi, Burger Lagi

Fay tadi pagi saya bawa berenang di Velodrom Rawamangun, sama-sama ayahnya. Eee, di pinggir kolam renang ternyata ada yang jualan --kelihatannya sih burger. Sebelum turun ke air, Fay sudah minta dibelikan burger. Ternyata setelah dicermati, itu jualan crepes berbagai rasa. Di sela-sela main-main di air, Fay dibelikan crepes rasa coklat. Ternyata, itu makanan enteng banget, sama sekali nggak mengenyangkan. Buktinya, Fay minta dibelikan lagi burger di halaman kolam renang.

Kata ayahnya, habis kedinginan (karena lama di air), terus makan yang hangat-hangat, cocok deh. Hmmm nikmatnya.

O ya, Fay dari kemarin berada di rumah Amih (nenek) di Penggilingan, Jakarta Timur. Selama di rumah, Fay asyik mewarnai gambar-gambar --yang ternyata sudah disiapkan ayahnya dari rumah.

Gambar-gambar itu dibikin ayahnya menggunakan krayon, meniru gambar-gambar kartun dari majalah anak-anak. Ada setumpukan (kira-kira 10 lembaran) gambar di atas kertas HVS bekas press-release2, yang diambil ayahnya dari kantor. Fay tinggal mewarnainya.

Fay asyik sekali mewarnainya, sampai dia kecapean sendiri. Sekarang, dia sudah bisa mewarnai tanpa terlalu melanggar ke luar garis. Pilihan warnanya pun sudah bagus. Tapi, kalau ditampilkan di sini, jadinya nggak enak. Soalnya itu bukan gambar asli Fay, tapi ayahnya. :P

O ya juga. Terima kasih atas ucapan "selamat weekend" dari teman-teman Fay. Maaf belum bales ke masing-masing blognya.

Friday, February 18, 2005

Hobi Ayam

Fay suka makan ayam. Dan belakangan ini, memang Fay lagi hobi makan unggas yang satu ini. Baik itu digoreng atau disop. Sampai kemarin, waktu saya beli ceker ayam untuk bikin sop, Fay tidak sabar ingin dibikinkan sop ayam saat itu juga. Padahal rencananya kan buat siang hari sepulang sekolah. Kalau sudah ngebet pengin ayam, dia bilang: "ayam, ayam." Teruus gak berhenti. Akhirnya, sepulang sekolah, jelang makan siang, saya bikinkan juga sop ceker ayam. Fay sangat menikmatinya.

Malam harinya, ternyata ayahnya membawakan Fay sepotong ayam goreng. Karena Fay "siang-siang" sudah tidur, ayam itu baru ditemuinya pagi hari, saat sarapan. Jadilah Fay sarapan dengan ayam. Tapi beda dengan kemarin. Pagi ini, ayam goreng. Fay tampak semakin lahap saja makannya. Alamat bakal naik nih berat badannya (tapi kalo anak2 bagus 'kan?).

Wednesday, February 16, 2005

Mandi Sendiri

Sudah beberapa kali ini Fay ingin mandi sendiri. Soalnya biasanya, Fay masih dimandiin. Tapi begitu ingin mandi sendiri, dia melarang saya masuk kamar mandi. Pintunya langsung ditutup (tapi tidak dikunci). Sore tadi Fay sudah "sikat gigi" (lebih tepatnya mengemut-emut odol di sikat) dan sabunan. Malah kemarin-kemarin, pernah juga keramas sendiri.

Tapi ujung-ujungnya, musti saya bilas juga. Soalnya saya nggak yakin dia bersih ngebilasnya. Termasuk sikat gigi, kalau tidak disikatin, ya semua giginya tidak tersikat dengan baik. Apalagi kalau cebok habis kencing atau ee, dia belum bisa melakukannya sendiri.

Difoto untuk Rapor

Fay tadi pagi di sekolah belajar Pendidikan Agama Islam. Biasa, latihan mengisi soal berupa isian. Setelah itu, Bahasa Indonesia. Tapi, belum selesai pelajaran itu, Bu Guru Ida menyuruh anak-anak difoto untuk keperluan rapor dan administrasi sekolah --yang selama ini fotonya tidak seragam, dari segi ukuran maupun warna, ada yang hitam-putih dan berwarna.

Anak-anak pun ngantri untuk difoto. Tadinya saya mau bilang sama Bu Guru, agar Fay didahulukan, karena tak akan bisa diam selama menunggu. Tapi ternyata Bu Guru sudah memakluminya. Fay dapat giliran pertama difoto.

Tukang fotonya bilang, Fay --yang difoto sambil berdiri-- tak usah dipegangi. Dan ternyata dia bisa berdiri mengahadap kamera. Ternyata pemotretan pertama gagal, karena Fay tiba-tiba ajrut-ajrutan (melompat-lompat). Lalu diulangi kembali, dan berhasil. Tapi, saya belum tau, hasilnya bagus apa nggak.

Karena difotonya urutan pertama, pulangnya juga jadi nomor satu deh. :)

Masing-masing anak dapat empat foto ukuran 3 x 4. Nanti mereka ditagih uang foto sebesar Rp 7.500.

O ya. Ayahnya Fay dapat kabar dari temennya Tante Icha (reporter TV7 yang menayangkan liputan tentang Fay itu), Tante Icha yang suka menolong itu masih mencari CD liputan tentang program yang menanyangkan Fay tempo hari. Mudah-mudahan ketemu ya Te Icha, biar kami semua bisa nonton rekaman siarannya. :)

Tuesday, February 15, 2005

Atlanta

Liburan panjang kemarin (Rabu-Kamis ditambah Sabtu-Minggu) tidak dipergunakan untuk berjalan-jalan ke tempat jauh. Hanya sekitar kampung Sasak Panjang saja. Bukan apa-apa, hampir tiap hari turun hujan. Kami jadi malas jalan-jalan karena pake motor. Jadi, lebih sering di rumah.

Tapi, di rumah Fay suka macam-macam. Misalnya, ia suka merendam peralatan mandi, termasuk sabun mandi dalam bak mandi. Akibatnya, bak mandi jadi "tercemar" sabun. Bau sabun, gitu. Alat-alat mandi itu dimasukkan dalam tas plastik transparan berisleting bekas kemasan seprei bertuliskan "Atlanta".

"Atlanta" adalah merek seprei. Dan Fay suka memainkan tas itu, dengan memasukkan sikat gigi, odol dan sabun --meniru saya sewaktu bepergian ke Bandung. Lucunya, Fay menyebut "Atlanta" dengan pelafalan "Atawawa" (Fay memang suka menyebut nama barang dari tulisan di barang itu).

Jadi, kalau Fay sudah minta "Atawawa", alamat dia bakal main air hingga bajunya basah. Kalau bajunya sudah basah, minta disetrika (padahal, seharusnya dijemur kan? :P).

Itulah kegiatan Fay selama liburan. Alhamdulillah, setelah masuk kembali sekolah, Fay tak sesulit sebelum libur, kalau harus mengenakan baju seragamnya. Tak perlu lagi repot-repot membujuknya.

Tapi, belakangan ini, ayahnya mengganti isi "Atawawa" itu dengan alat-alat tulis, seperti pensil, pulpen, pensil gambar, krayon dll. Jadinya nggak ada alasan untuk berbasah-basah di bak mandi lagi. Fay sekarang disibukkan dengan kegiatan menggambar dan mewarnai tokoh-tokoh kartun di film Doraemon. :D

Friday, February 11, 2005

KDI

Di sekolah Fay suka jajan. Tapi tidak selalu makanan yang dibeli. Pernah, suatu hari Fay tiba-tiba minta dibelikan poster KDI bergambar Safaruddin, Siti dan Nasar. Entah kenapa, Fay suka poster mereka, padahal saya dan ayahnya nggak ngefans mereka, hanya kadang-kadang suka nonton aksi panggung mereka di televisi. :D

Karena Fay langsung mencabut poster itu dari gantungan si penjual, akhirnya saya bayar, Rp 1.000. Poster itu sampai sekarang Fay tempel sendiri di pintu kamarnya, dan sesekali dia pandangi. Kalau menggambar bus atau pesawat, dia suka bubuhi kata "KDI" (meniru iklan KDI di TPI). :)

***

Entah kenapa, Fay tak kuat menahan kencing alias ngompol di tengah rumah. Padahal, biasanya dia suka pergi sendiri ke toilet, atau paling tidak, bilang "cing" atau "cing-ee", kalo mau kencing atau ee.

Tapi, saya baru ingat, sejak pulang sekolah tadi, Fay belum saya suruh kencing. Soalnya, kalau anak itu tidak minta kencing sekian lama, saya suka suruh ke toilet, mau gak mau.

Wednesday, February 09, 2005

Berenang Lagi

Fay, Rabu dan Kamis libur sekolah (Imlek dan Tahun Baru Hijriyah). Ayah juga, libur ngantor. Jadi, kesempatan ini saya gunakan untuk mengajak Fay berenang --sesuatu yang dia tunggu-tunggu sejak lama. Di kolam renang Lebak Wangi (2 km dari Parung, Bogor), Fay gembira sekali bermain air. Kali ini, dengan pelampung di kedua lengan, Fay bisa menggerak-gerakkan kakinya hingga bergerak seperti layaknya orang berenang. Sayangnya, kata ayahnya yang mendampinginya, Fay susah diatur. Mau-maunya saja. Kalau lagi mau jalan, ya jalan. Kalau nggak...

Ternyata di kolam renang lagi banyak anak-anak. Mereka antara lain anak-anak sebuah TK. Ada juga anak-anak yang dibawah ayah-ibunya. Seperti Fay, anak lain juga didampingi ayahnya. Tapi ada juga ibunya dengan pakaian muslimah lengkap langsung nyebur ke air, mendampingi anaknya yang masih balita.

Setelah berenang, Fay mengantar ayahnya mengapdet berita ke warnet. Tapi, Fay saya ajak makan siang chicken katsu di sebuah "warung makan" ala Jepang di Depok. Fay memang lagi doyan makan. Dia mampu menghabiskan seporsi nasi (untuk dewasa). Wah, luar biasa!

Tuesday, February 08, 2005

Kedoyanan Baru Fay

Fay kini doyan burger. Gara-garanya, waktu habis berenang di Velodrom tempo hari, Fay dibelikan burger. Terus, di depan mini market Alfa, Fay juga suka dibelikan burger "Edam". Jadi, kalau lagi di jalan lapar, Fay suka minta: "Hambungew", atau "Edam". Tapi, sudah lapar tidak berarti Fay harus makan hamburger. Nasi pun ok. Kebetulan, belakangan ini nafsu makan Fay lagi baik.

Bicara soal burger, kita harus hati-hati. Apa isinya, belinya di mana. Lebih aman beli di toko yang sudah memasang label "Halal", seperti McDonalds. Tapi, kalau keseringan juga, saya kira tidak baik. Jadi, lebih baik, Fay dibikinkan saja burger rumahan, dari roti, daging burger (dari supermarket) atau kornet, ditambah selada, tomat dan saus tomat. Lalu panggang. Nyam, nyam, nyam. :)

Monday, February 07, 2005

Anteng

Fay kemarin baru pulang dari rumah Kakek di Majalaya, Kab. Bandung (terima kasih d'Nabil, Te Lisa, d'Zubia, d'Nasha, Te Titin dan Te Iin yang sudah menyapa Fay). Alhamdulillah, selama perjalanan lancar, juga di sana. Fay tidak "macam-macam", meski sempet ingin "unjuk kebolehan" menyetrika. Fay juga tak lagi ribut berebut channel televisi dengan tantenya atau sepupu2nya. Apalagi setelah Fay sama uwaknya dibelikan papan tulis magnet yang bisa dihapus seketika (dengan cara digeser), Fay di rumah kerjanya menggambar dan menulis.

Alhamdulillah, Kakeknya sudah baikan. Soalnya operasinya berlangsung dua bulan lalu, saat kami terserang cacar air. Tapi Kakek sudah gak kuat lagi ngasuh Fay, apalagi harus menggendongnya. :P Makannya juga bagus. Sewaktu berhenti di restoran Ikan Bakar Cianjur, Fay banyak makan ikan gurame goreng yang gurih. Juga waktu di restoran Sate Maranggi Cibungur, Purwakarta, Fay juga makan ayam goreng dan menghabiskan satu porsi nasi untuk dewasa (ngomong2, temen2 Fay udah nyoba makan sate kambing Cibungur --yang lokasinya nggak jauh dari pintu Tol Cikampek? Enak lho).

Berangkat Jumat sekitar jam sembilan pagi dari Rempoa, pakai mobil Kijang uwaknya (uwak sekeluarga, pakai Honda Jazz. Jadi, ada dua mobil), pulang kembali ke Rempoa, Ahad sekitar pukul empat sore. Dari Rempoa, pulang ke rumah (Sasak Panjang) pake motor seperti biasa. Welcome to the reality!

Thursday, February 03, 2005

Nengok Kakek

Fay besok insya Allah, sama ayah dan ibu, akan ke Bandung, nengok kakek yang baru dioperasi. Sudah baikan sih. Kebetulan uwak ngajak bareng. Ya, kita berangkat aja sama-sama. Jadi, ayah minta cuti sehari (Jumat), dan Fay terpaksa bolos sekolah dua hari (Jumat dan Sabtu).

Wednesday, February 02, 2005

Dibujuk Sekolah

Acara rutin tiap pagi: membujuk Fay mengenakan baju seragam sekolah dan berangkat ke sekolah. Ya, Fay belakangan malas sekolah, malas belajar (diajari) berhitung, menulis, dll. Maunya, bermain sendiri, mengacak-acak lemari pakaian dan buku, atau menyetrika.

Terapis Fay, Ibu Leni, merasakan, meski autis Fay terbilang berat, perkembangannya cukup pesat dibanding anak-anak lain yang diasuhnya. Tapi kali ini Fay stuck. Dan ini bisa dirasakan di rumah sehari-hari. Kejadian mogoknya Fay pulang dari rumah amih (nenek)-nya tempo hari, misalnya. Fay jadi susah diatur.

Tapi alhamdulillah, tadi pagi Fay berhasil dibujuk (dengan iming2 jalan2 jika libur) ke sekolah. Meski datangnya sangat terlambat karena butuh waktu lama untuk membujuknya. Tapi di dalam kelas, Fay malah minta jajan. Mungkin lapar karena belum sarapan. Bu Guru Ida, yang diberitahu kondisi Fay itu memakluminya.

Mudah-mudahan kemampuan Fay kembali berkembang pesat seperti beberapa bulan lalu, agar dia lekas mandiri dan bisa menentukan jalan hidupnya sendiri.

Kanopi

Pusat Primata Schmutzer di Kebun Binatang Ragunan suasananya menyenangkan bagi anak-anak. Melewati jalan setapak menembus di antara rimbunan pepohonan, serasa masuk hutan yang sebenarnya. Apalagi ditingkahi teriakan monyet yang menggema di taman seluas 13 hektar itu.

Saat kami berkunjung ke sana, Ahad lalu, kami sempat melewati sebuah kanopi (jembatan gantung untuk pengamatan) yang tidak terlalu tinggi. Fay tampak takut-takut melewatinya. Tapi saya dan ayahnya terus memegang dan membimbingnya.

Di sana juga ada gua yang pintunya ditumbuhi "akar gantung" terbuat dari benang yang diwarnai mirip sekali aslinya. Di gua gelap itu ada kaca tembus pandang ke arah kandang gorila. Hiii.

Fay tampaknya senang melihat monyet-monyet berbagai jenis bergelantungan di pohon. Dia juga --dalam tempo cepat-- menentukan arah ke mana kami harus berjalan. Naik-turun tangga jembatan layang sampai dua kali. Huh, nggak ada capenya.