Amazing Fay

Catatan Harian Fairuz Khairunnisa'

Thursday, April 27, 2006

Merawat Luka Sendiri

Kemarin (26/4) Fay terluka kakinya. Tapi ia tak menangis, juga tak bilang-bilang Ibu, melainkan mengambil plester pembalut luka ("hansaplas") sendiri, lalu memasangkannya.

Ceritanya, sepulang sekolah, Fay baru saja Ibu suapi jus jeruk plus apel. Fay lalu bermain sendiri di kamar depan, sedangkan Ibu di ruang tengah. Tiba-tiba Fay ke belakang mengambil alat pel dan menuangkan lisol (cairan untuk mengepel) ke ember berisi air. Ia langsung mengepel di kamar. Ibu biarkan saja.

Ketika ditengok, lantai kamar becek sekali. Mungkin alat pel yang pakai gagang itu tak diperasnya dulu. Lalu Ibu take-over.

Setelah beberapa lama, Fay kembali ke belakang dan berniat menuangkan lisol lagi ke ember. Ibu cegah. Ibu balik lagi ke kamar. Ternyata... Fay mau "mengepel" darah! Ya, ceceran darah di atas tempat tidur! Dari mana darah itu berasal?

Rupanya, ada luka di kaki Fay. Dan kakinya itu sudah ditutupnya pake dua lembar "hansaplas". Tapi karena menutupnya tak sempurna (maklum, dia melakukannya sendiri), darah masih menetes dari telapak samping kaki kirinya.

Karena persediaan hansaplas sudah habis, Ibu lari dulu ke warung belakang rumah. Lalu, "hansaplas"-nya Ibu buka lagi, dan lukanya Ibu bersihkan, serta mengolesinya dengan obat luka berbentuk salep. Setelah lukanya diobati, Ibu tempel lagi pake "amanplas" untuk anak-anak bergambar hati warna merah muda.

* * *

Ibu pun masak di dapur. Selesai masak, Fay Ibu tanya, "Fay mau makan pake cumi?" Fay langsung mengambil piring, dan makan dengan lahapnya, seolah tak terjadi apa-apa pada kakinya.

Memang, sejak kecil Fay kurang merasakan sakit di lukanya.

Waktu Fay kena mimisan pun, dia tidak menangis. Dia hanya bilang, "darah, darah." Sambil minta hidungnya dibersihkan.

Monday, April 24, 2006

Aksi Huruf Fay


Fay senang menulis di laptop dengan pilihan "font" yang aksi. Seperti berikut ini:

P@9iku cer@hku
m@+@h@ri bersin@r
ku9endon9 +@s mer@hku dipund@k
sel@m@+ p@9i semu@
kun@n+ik@n dirimu
di dep@n kel@sku
men@n+ik@n k@mi

9uruku +ers@y@n9
9uruku +ercin+@
+@np@mu @p@ j@diny@ @ku
+@k bis@ b@c@ +ulis
men9er+i b@ny@k h@l

9uruku +erim@k@sihku
n@k@lny@ diriku k@d@n9 bu@+mu m@r@h
n@mun se9@l@ m@@f k@u berik@n

Itu bukanlah puisi bikinan Fay, melainkan lagu tentang guru, yang diajarkan di sekolah, dan dihapal Fay. Berikut lagu "aslinya" (dalam font normal);

Pagiku cerahku
matahari bersinar
kugendong tas merahku di pundak
selamat pagi semua
kunantikan dirimu
di depan kelasku
menantikan kami

Guruku tersayang
guruku tercinta
tanpamu apa jadinya aku
tak bisa baca tulis
mengerti banyak hal

Guruku terima kasihku
nakalnya diriku kadang buatmu marah
namun segala maaf kau berikan

Fay entah ngerti, entah tidak, dengan makna lagu ini. Mudah-mudahan suatu saat dia mengerti...

Thursday, April 20, 2006

Kemping

Hari ini sebenarnya Fay dan teman-temannya kemping di halaman sekolah. Menginap semalam, guna merasakan tidur di "alam bebas", beralaskan tikar beratapkan tenda. Tadi pagi, teman-teman Fay (yang sudah siap-siap dengan berbagai perbekalan) rame membicarakan itu.

Tapi apa mau dikata. Bu Tika -guru bantunya Fay- tidak bisa mendampingi, karena harus kuliah, menghadapi ujian yang tiba sebentar lagi di kampusnya.

Jadi, dengan berat hati, Ayahnya bilang ke Pak Udin -guru kelasnya Fay- tentang ketidakbisaan itu. Padahal, acaranya sih bagus. Terutama untuk bersosialisasi dan melatih kemandirian bagi Fay.

Tapi, sesuai saran Bu Leni -terapis Fay- Fay sebaiknya didampingi seorang Bu Guru pendamping, guna mencegah hal-hal yang tak diinginkan. Yah, mudah-mudahan lain kali bisa.

Tuesday, April 18, 2006

Oleh-oleh dari Singapura



Ahamdulillah, Fay, Sabtu (15/4), mendapat hadiah kaos, coklat, snack, gantungan kunci, dan bros, dari Singapura. Tante Ari dan Tante Puji, dan De Caca baru pulang dari sana. Hadiahnya dijemput di rumahnya Tante Ari.

Fay senang sekali memakai kaos itu. Makasih ya Te Ari dan Te Puji. Jazakallahu khairan katsiraa. :D

Monday, April 17, 2006

Sedih Sepatu Fay


Fay (9/4) dapat hadiah dari tante Shanti dan keluarga, berupa sepasang sepatu sandal "Barbie" berwarna pink yang cantik. *"Very girly," komentar Bu Tika, guru bantunya Fay*

Kamis lalu (13/4), Fay memakai sepatu barunya ke sekolah. Sebagaimana kebiasaan di sekolahnya, Fay melepas sepatunya sebelum memasuki kelas, dan menyimpannya di teras depan kelas.

Namun, ketika mau memakainya kembali, ternyata sepatu barunya itu sudah tampak kotor sekali. Rupanya, terinjak-injak teman-temannya.

Fay lalu mengambil dan memandangi sepatunya dengan ekspresi yang sangat sedih. Bahkan ketika ditanya Bu Tika, Fay tak menjawab, melainkan mengusap-usap sepatunya dengan ekspresi kecewa.

Sesampainya di rumah, Ibu mencuci sepatu Fay... dan voila!... sepatu Fay kembali cantik lagi. :)

Foto: Fay & sepatu pink-nya (Foto koleksi Om Sigit)

Friday, April 07, 2006

Semangat

Pagi tadi, Fay -seperti biasa- masih bermalas-malasan di tempat tidur. Kalau disuruh mandi atau ke kamar mandi, susahnya bukan main. Tapi begitu Ayah bilang, mau ke dokter Ika [untuk berkonsultasi], Fay langsung bangkit dan pergi mandi.

Memang, hari ini jadwal konsul ke dokter Ika di RSCM. Biarpun perjalanan lebih dari dua jam pakai motor, di jalanan yang macet, Fay gembira saja. Ke rumah sakit (RSCM) memang seolah jadi hobinya. Maklum, banyak yang dilihatnya selama perjalanan, terutama perjalanan pulang pake KRL. Jadi, pergi ke rumah sakit bukan "horor" (seperti menghadapi jarum suntik atau dokter) bagi Fay.

Alhamdulillah, sesampainya di Paviliun Tumbuh Kembang jam 9, Fay dapat giliran nomor 3. Jadi, begitu dokter Ika datang jam setengah 11, Fay tidak terlalu lama menunggunya.

Menurut dokter Ika, Fay bisa saja berhenti (atau dikurangi) obatnya, kalau "Fay sudah oke". Dan alhamdulillah, di resepnya tadi, dokter Ika mengurangi dosis obatnya. Mudah-mudahan terus begitu. Insya Allah. :D

*Oya, di tempat praktek, Fay sempat menunjukkan kebolehannya menyelesaikan soal-soal penjumlahan (matematika) yang diberikan dokter Ika. Tapi giliran soal pengurangan, Fay tak bisa mengerjakan semuanya dengan benar. Mungkin, soalnya terlalu sulit baginya. :)

Wednesday, April 05, 2006

Minum Tablet

Sejak dua bulan terakhir ini Fay sudah bisa minum tablet secara langsung. Tadinya selalu obat berupa puyer (hiii... pahit!). Dimulai dari setengah tablet yang kecil (dosis sesuai resep dokter). Sekarang, sudah bisa minum sepotong tablet yang besar, seperti parasetamol.

Alhamdulillah, ini kemajuan. Tapi kami lebih bersyukur lagi kalau Fay sudah bisa lepas dari obat. Tergantung dokternya sih. Apakah Fay -minimal- sudah bisa mengurangi dosis obat yang selama ini diberikan. Mudah-mudahan saja. Targetnya sih, bebas sama sekali.

Sebab kasihan sekali Fay. Sejak umum 4 tahun minum obat semacam ini. Bayangkan saja, zat kimia yang dimasukkan ke tubuhnya! Selain itu, harganya pun selangit.

Mohon do'anya, agar Fay bisa lebih baik lagi. :)

By Ayah.