Amazing Fay

Catatan Harian Fairuz Khairunnisa'

Wednesday, August 28, 2013

Fay dan Obat

Dulu ibu punya cita-cita punya lemari obat kecil yang bagus, kalau nanti rumah ini sudah direnovasi menjadi lebih layak huni. Lemari obat ini bisa memudahkan untuk menyimpan obat dan juga memudahkan kita kalau sewaktu-waktu memerlukannya. Tapi kayaknya ibu gak bakal bisa mewujudkannya sesuai dengan yang ada dalam gambaran di kepala ibu deh. :(

Masalahnya Fay ini memang luar biasa istimewanya. Beda banget dengan anak yang lain. Coba, mana ada anak yang senang minum obat? Bahkan orangtua pun sebenarnya males kan kalau terpaksa minum obat. Orang kan minum obat kalau memang sedang sakit. Lha, Fay minum obat itu seperti sebuah keharusan, seperti orang makan gitu. Bukannya dipaksa minum obat kalau sakit, malah maksa minta obat walaupun gak kenapa-kenapa. Gawat kan... Lebih gampang nyuruh Fay minum obat daripada nyuruh tidur. Haduuuuuh... Kayaknya terobsesi gitu..

Mungkin Fay jadi "sakaw" obat ini setelah dia tak lagi mengonsumsi obat dari dokter psikiatri anak langganannya, sejak beberapa tahun lalu. Biasanya, psikiater memberinya obat untuk membuatnya tidak hiperaktif dan mudah diatur. Setelah makin lama rasanya makin berat bagi keuangan kami, dan juga kasihan pada Fay, karena keseringan minum obat bisa membahayakan ginjalnya, kami hentikan begitu saja minum obatnya. 

Akibatnya menyimpan obat harus berhati-hati, jangan tergeletak sembarangan. Bahkan menyimpannya pun harus berpindah-pindah kalau sudah ketahuan sama dia. Seringkali kalau kami meleng, obat suka hilang dan tinggal bekasnya saja. Dan dia selalu berhasil menemukannya. Itu kan bahaya Fay, minum obat itu bukan seperti makan permen atau cemilan. itu adalah racun yang harus hati-hati dipakainya kalau perlu saja. Harus sesuai aturan pakainya.

Jadi kami harus selalu menyembunyikannya dan harus segera memindahkannya ke tempat lain sebelum akhirnya dia menemukannya lagi. :(

Sekarang ini, persembunyian obat kami adalah tas plastik bersleting yang di simpan di gantungan baju di kamar mandi kami (ditutupi handuk). :P

Jadi cita-cita ibu punya lemari obat yang cantik harus ditambah: lemari obat berkunci! Walaupun jadinya tak masuk dalam konsep gampang mengambilnya kalau ada emergensi. :(

Labels: , ,

Monday, August 26, 2013

Tidak Bisa atau Tidak Mau Tidur ?

Semakin lama, pola tidur Fay semakin tidak jelas. Dan ini berimbas pada jam tidur kami. Seperti semalam, jam 00.30 aku terbangun dan kulihat Fay masuk ke kamar kami. Rupanya, ayahnya Fay yang sedang mengerjakan pekerjaan kantornya (update berita), ketiduran. Mendengar Fay ribut di kamarnya, ayah sontak terbangun dan dalam keadaan lulungu (kesadaran belum terkumpul betul) membiarkan Fay keluar dari kamarnya karena menyangka hari telah pagi.

Sepanjang malam itu, tidur kami tidak bisa benar-benar lelap, karena berkali-kali Fay ribut. Ada saja permintaannya. Minum lah, minta sapu, karena lantai penuh pasir akibat dia mengorek-ngorek dinding kamar, dan dia minta kami menyapu sisa jatuhan pasir dan semen yang dia korek itu. Tau nggak, pasir dan semen yang dikoreknya itu dibuang ke mana? Ke WC, lalu di-flush! Duh, dia nggak pernah mau ngerti penjelasanku, kalau itu bisa mengakibatkan WC mampet.

Saat dia "beraksi", begitu aku dekati ke kamarnya, biasanya dia lari ke kamar mandi (kamar mandinya kebetulan ada dalam kamar), dengan alasan BAB atau BAK. Kemudian dia berlama-lama nongkrong di sana. Ada-ada saja yang dia kerjakan. Pokoknya, dia tidak mau tidur. Titik! Padahal, kalau pagi dan selama jam pelajaran di sekolah, shadow teacher (guru pendamping) dan teman-teman sekolahnya sering melaporkan kalau Fay tidak bisa konsentrasi belajar karena selalu mengantuk.

Sejak mulai adanya kebiasaan Fay menunda tidurnya hingga larut malam, aku berusaha mengirimnya masuk kamar jam 20.00, lalu menguncinya dari luar, serta mematikan lampu kamarnya, juga dari luar. Ayahnya Fay memindahkan saklar lampu kamarnya ke luar kamar, jadi bisa mengontrol nyala tidaknya lampu dari luar. Masalahnya, kamar mandinya yang ada di dalam kamar itu lampunya tak mungkin kami matikan lampunya juga. Karena kalau dia mau ke kamar mandi malam-malam (benar-benar untuk keperluan BAB atau BAK), kan kasihan kalau dalam keadaan gelap.

Akhirnya, setiap hari sekolah, jam berapa pun tidurnya, begitu azan subuh berkumandang, Fay selalu kubangunkan. Selain agar dia tidak terlambat ke sekolah karena letaknya yang jauh dari rumah (1 jam perjalanan dengan sepeda motor), aku berharap bisa menghentikan kebiasaan tidur larut malam dan mengantuk sepanjang siang.

Ternyata ini tidak berhasil. Beberapa hari ini, saking putus asanya, kami memberikan "Lelap" atau "CTM" setiap habis makan malam, dengan harapan, dia bisa tidur lelap di malam hari dan bangun dengan segar di pagi hari. Hasilnya? Tidak ngaruh, dia tetap saja bugar di malam hari. Semalam lewat tengah malam baru dia tidur, dan pagi-pagi di kursi teras ketiduran. Hadeuwh... ibu sama sekali nggak hepi kalo gini caranya nih...

(Akhirnya "Lelap" dan "CTM", diganti dengan vitamin C 50 Mg merek IPI, dengan sugesti, "ini vitamin diminum, cepat tidur ya?")

Labels: , , ,

Ngupas Bawang Putih Pakai Pisau Roti

Sudah beberapa hari ini Fay gelisah banget. Bangun tidur, mandi, kemudian berusaha keluar dan beredar entah ke mana. Maunya dia, ayahnya mengajaknya berjalan-jalan keliling kampung. Tapi, sepagi itu? Anak kunci pintu depan pun sampai harus disembunyikan, karena ayah dan ibu kan masih banyak urusan dengan pekerjaan rumah, nggak bisa langsung jalan-jalan begitu saja. Ketika ibu harus belanja sayuran, Fay harus ditahan ayahnya agar tak ikut keluar dan kabur, atau minimal, duduk-duduk di teras (siap-siap kabur).

Sepulang belanja, ibu ke dapur. Fay mengikuti. Tadinya ibu mau mengeluarkan pisau untuk mulai menyiangi sayuran, tapi nggak jadi, karena Fay bertahan menyaksikan kegiatan ibu. Jadi ibu memutuskan mengupas bawang putih dulu.


Karena Fay tidak pergi juga, ibu ambil pisau roti untuk mengupas bawang putih itu, dengan harapan, Fay bosan karena ibu tidak juga mengeluarkan pisau dapur. (Fay dihindarkan dari pisau dapur, karena sering menyalahgunakannya. Bukan untuk menyakiti dirinya, melainkan untuk merusak baju yang dipakainya atau memotong rambutnya). Eh... ternyata Fay bertahan dengan tabah di situ. :P

Baiklah, kalo begitu... Fay ingin membantu ibu rupanya....



Silakan Fay yang mengupas bawang putih ini, sementara ibu mencuci beras dan memasaknya. Dan Fay dengan tekun mengupas bawang putih menggunakan pisau roti, yang tidak tajam, melainkan bergerigi. Cuma, "daging" bawang yang terbuang kok banyak banget ya? :P

Labels: , , , ,

Tuesday, August 20, 2013

Fay Bayar Puasa

Mengajari Fay berpuasa bukan perkara mudah. Butuh waktu yang lebih panjang dibanding anak-anak lainnya, agar dia mengerti betul "aturan main" berpuasa itu. 

Alhamdulillah, tahun ini fay berhasil menyelesaikan puasa Ramadan dengan baik, tanpa ada insiden mencomot makanan yang berada di dekatnya. Fay tahun ini tahu dia tidak boleh makan dan minum sejak imsak sampai magrib tiba. Dia tidak berpuasa hanya ketika sedang mens saja.

Hanya sekali, di suatu sore Fay lupa memasukkan permen ke dalam mulutnya, tapi dia langsung memuntahkannya ketika diingatkan kalau dia sedang berpuasa.

Tapi jangan tanya apakah Fay mengerti betul mengapa dia harus berlapar-lapar puasa Ramadhan selama sebulan penuh ya. Wallahualam. Jadi walaupun tahun ini kami anggap Fay "lulus" puasanya, tapi kami tak berharap Fay mau membayar hutang puasanya, apalagi berpuasa sunah. :D

Sehari sebelum masuk sekolah lagi setelah libur panjang, kepala sekolah Fay meng-SMS mengingatkan untuk sekolah besok dan acara yang akan diadakan di hari pertama sekolah itu. Hari pertama sekolah adalah Lebaran ala BizSmart, anak-anak membawa penganan lebaran untuk dinikmati bersama. Hari Selasa sampai Jumat anak-anak diminta untuk melakukan puasa syawal.

Wah, kebetulan nih, momen ini bisa dimanfaatkan untuk meminta fay bayar puasanya berbarengan dengan teman-temannya yang puasa sunah syawal. Kalau gak barengan dengan teman-teman, mana mau dia puasa? :D

Labels: , , ,

Thursday, August 15, 2013

Harus Sampai "Klimaks"

Seminggu mudik di Bandung, rupanya bagi Fay belum cukup. Dia masih ingin memperpanjang liburannya di luar rumah. Setiap ayahnya mau berangkat kantor, dia selalu ingin ikut, sekadar berjalan-jalan mengitari kampung. Dan dia tiada puasnya, terus-terusan, tiada henti.

Hari ini ayahnya Fay ke kantor tidak naik motor seperti biasanya, karena akan mengambil motor yang dititipkan di parkiran kantor. Pulangnya, motor itu dibawa pulang. Tapi Fay keukeuh ingin ikut "beredar". Dia mogok tak mau masuk rumah. Dia terus ngadodoho alias mencari-cari kesempatan, saat kami lengah untuk pergi sendiri. Di wajahnya terlihat tekad untuk melaksanakan rencananya.

Kemarin sih dia masih bisa dibujuk dengan cara diiming-imingi akan dibersihkan telinganya dengan menggunakan korek kuping yang ada lampunya (cetek banget dan tak disangka ya? Hehehe). Hari ini, tentu saja tekniknya harus berbeda. Terbukti, bujukan yang sama tidak berlaku lagi. :(

Setelah Fay ditahan olehku dengan cara dipeluk, barulah ayahnya bisa keluar lewat pintu samping atau pintu garasi dan menguncinya dari luar. Setelah itu, Fay duduk diam di kursi, padahal biasanya dia langsung menguasai laptop saat berada di rumah. Setelah dipastikan pintu depan terkunci dan anak kuncinya kusakui, aku pun ke belakang, dan sibuk mencuci baju, mengepel, dan memasak. Selagi menyiangi sayuran di dapur, Fay muncul dan mencuci tangan di keran. Tapi dia kelihatan kaget melihatku dan kembali lagi ke depan.

Tak lama kemudian dia kembali lagi. Barulah aku ngeh kalau baju kaos yang dikenakannya sudah sobek besar sampai behanya nampak. Dia lari ke kamar mandinya dan terdengar suara kloset disiram. Ketika memburu ke kamar mandi itu, sudah tak nampak apa pun di klosetnya. Ketika aku periksa ke kamar, tak ada bekas sobekan bajunya yang cukup lebar itu.

"Fay, dibuang ke mana ini?" tanyaku, sambil menunjuk bajunya yang sobek. "Ke tempat sampah," jawabnya, kalem. Padahal dia tak ke dapur, di mana tempat sampah berada. "Ayo, tunjukkan ke mana di buangnya!" desakku. Dan dia pun menunjuk ke kloset, yang dianggapnya sebagai tempat sampah. :(

Oya, dengan apa Fay menyobek bajunya? Ternyata cuma menggunakan pulpen. "Canggih" ya? :P

Setelah itu, dia pun tertawa-tawa puas. Dia kembali melakukan kegiatan normalnya: menyalakan dan bermain laptop. Rupanya, dia harus sampai "klimaks" dulu (maksudnya, melakukan keinginan anehnya), dan baru setelah itu dia puas dan tenang kembali, kemudian beraktivitas.

Duh, ini jadi PR buat terapisnya nanti. :P

Labels: , , , ,